TEMPO Interaktif, Jember - Nafas Ilafi Ilahiyat Sejati, 3,5 tahun, asal Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, terserang penyakit Stevens Johnson Syndrom (SJS). Bocah tersebut kini mendapat perawatan intensif di RSD dr Soebandi Jember.
Kondisi bocah tersebut memprihatinkan. Seluruh bagian tubuhnya, mulai dari wajah hingga kakinya melepuh, layaknya habis terbakar.
Nafas baru menjalani perawatan selama tiga hari di RSD dr Soebandi Jember.
Humas RSD dr Soebandi Jember, dr Justina Evy Tyaswati meembenarkan bocah tersebut terkena SJS. Hasil pemeriksaan tim medis RSD dr Soebandi Jember terhadap Nafas memperkuat pernyataan Evy.
Evy menerangkan, SSJ timbul sebagai bentuk respon imun tubuh terhadap obat. "Biasanya antibiotik. Tubuh yang tidak kuat dengan antibiotik dosis tinggi meresponnya dengan alergi. Bentuknya bisa timbul bintik-bintik di kulit, hingga timbul Stevens Johnson Syndrom dengan ciri tubuh melepuh seperti terluka bakar," kata Evy.
Evy mengingatkan setiap orang yang akan mendapat pengobatan antibiotik, tubuhnya harus dites terlebih dahulu apakah alergi pada antibiotik atau tidak.
Nafas diperkirakan mengkonsumsi antibiotik dengan dosis tinggi dan tubuhnya alergi dengan antibiotik tersebut. Namun Evy tidak bisa menyebutkan antibiotik apa yang dikonsumsi oleh Nafas.
Kondisi Nafas kini mulai membaik, namun masih harus mendapat terapi obat di bawah pengawasan dokter.
Kakek Nafas, Sutaji, 50 tahun, menjelaskan bahwa cucunya pada awalnya mengeluh sakit perut. Pihak keluarga segera membawa ke Rumah Sakit dr Abdoer Rahem Situbondo dan dirawat selama beberapa hari. Namun, Nafas tak kunjung sembuh, bahkan kondisinya semakin parah karena seluruh tubuhnya melepuh.
Sutaji tidak menjelaskan obat apa saja yang diberikan petugas Rumah Sakit dr Abdoer Rahem Situbondo kepada cucunya. Namun, keluarga Nafas menuding cara perawatan di RS dr Abdoer Rahem Situbondo yang menjadi penyebab melepuhkan seluruh badan Nafas.
Pihak keluarga meminta pulang paksa Nafas dari Rumah Sakit dr Abdoer Rahem Situbondo, kemudian membawanya ke RSD dr Soebandi Jember.
Sementara itu, pihak Rumah Sakit dr Abdoer Rahem Situbondo, hingga berita ini ditulis, tidak bisa dikonfirmasi. Upaya Tempo untuk menemui Kepala Pusat Informasi Pengaduan (PIP), Iir Nadiroh sejak pagi hingga sore tadi, tidak berhasil. Teleponnya dihubungi selalu bernada tidak aktif.
MAHBUB DJUNAIDY