Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Elektabilitas Partai Demokrat Hancur Gara-Gara Nazaruddin  

image-gnews
Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat tiba di tempat acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (6/12). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Presiden yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono saat tiba di tempat acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) III Partai Demokrat di Jakarta, Minggu (6/12). ANTARA/Widodo S. Jusuf
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta - Raibnya M. Nazaruddin, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, menjatuhkan tingkat elektabilitas Partai Demokrat. Berdasarkan data Lingkaran Survei Indonesia (LSI), kasus suap Wisma Atlet SEA Games XXVI Jakabaring Palembang ini menyebabkan elektabilitas Partai Demokrat turun sebesar lima persen.

Berdasarkan survei pada 1-7 Juni 2011, elektabilitas Demokrat sebesar 15,5 persen. Padahal, sebelumnya, pada survei bulan Januari, masih berada di angka 20,5 persen. "Angka penurunannya signifikan," kata pentolan LSI, Denny JA, dalam paparan Analisis Survei Nasional Lingkaran Survei Indonesia Juni 2011 di Jakarta, Ahad, 12 Juni 2011.

Nazaruddin diduga terlibat dalam kasus korupsi pembangunan wisma atlet SEA Games XXVI. Mindo Rosalina Manullang, tersangka dalam kasus ini, menyebut Nazaruddin menerima succes fee sebesar Rp 25 milyar dari proyek sebesar Rp 191 milyar ini.

Dalam paparan berjudul "Blunder Politik Demokrat: Kasus Nazaruddin dan Perubahan Dukungan Partai" ini, Denny mengatakan kasus Nazaruddin telah mendorong elektabilitas Partai Demokrat ke tingkat terendah sejak 2009. Dalam Pemilu 2009, Demokrat mengantongi suara sebesar 20,85 persen. "Ini titik terendah Partai Demokrat," kata Denny.

Menurut Denny, publik sejauh ini menilai Partai Demokrat tak becus menangani kasus ini. Bahkan, kasus ini banyak menimbulkan drama yang membuat bola semakin liar menghantam Partai Demokrat. "Dengan Nazaruddin lari ke luar negeri, muncul sms gelap, isu adanya Mister A, semakin membuat drama-drama itu merugikan Partai Demokrat sendiri," kata Denny.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kegagalan Partai Demokrat membawa pulang Nazaruddin dan perintah Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang seperti tak didengar semakin membuat kasus ini dramatis. "Hasilnya, 41,2 persen masyarakat menyatakan Partai Demokrat kurang tegas menangani kasus ini, sedangkan 22,6 persen menyatakan Demokrat tegas," kata Denny.

Dalam survei dengan 1.200 responden di seluruh Indonesia itu, 42,4 persen masyarakat menyatakan kasus korupsi menjadi bahan pertimbangan mereka dalam memilih atau tidak memilih Partai Demokrat. Sebanyak 10,9 persen menyatakan tidak menjadi pertimbangan.

FEBRIYAN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

1 hari lalu

Logo Google. REUTERS
Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling


Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

1 hari lalu

Peti mati. Ilustrasi
Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.


KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

3 hari lalu

Koordinator IM57+ M. Praswad Nugraha bersama pakar hukum tata negara Bivitri Susanti (kanan) dan advokat Saor Siagian (kiri) dalam konferensi pers
KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.


Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo (tengah) disambut para pendukungnya saat acara Konsolidasi Pemenangan Bacapres PDIP di Serang, Banten, Sabtu, 27 Mei 2023. Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian safari politik Ganjar Pranowo ke daerah-daerah untuk mengkonsolidasikan massa pendukung. ANTARA/Asep Fathulrahman
Survei Indikator: 55,1 Persen Pendukung PDIP Tidak Setuju PSU Tanpa Prabowo-Gibran

Sebanyak 55,1 persen pendukung PDIP tidak setuju dengan PSU tanpa Prabowo-Gibran. Begini rinciannya.


Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

3 hari lalu

Gunung Raung terlihat mengeluarkan abu vulkanik ketika kapal penyebrangan yang mengangkut pemudik  di Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, 12 Juli 2015. Pemudik lebih banyak memilih mudik dengan jalur darat laut dikarenakan Gunung Raung terus bererupsi. TEMPO/Johannes P. Christo
Terkini: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup hingga Senin, Sri Mulyani Siapkan Strategi Jaga Rupiah

Penutupan Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara diperpanjang hingga Senin, 22 April 2024 akibat erupsi Gunung Ruang.


Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

6 hari lalu

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan dalam pemaparan hasil survei yang dipantau secara daring dari Jakarta, Rabu 30 Agustus 2023. ANTARA/Fath Putra Mulya
Survei LSI: Kepercayaan ke MK Naik Jadi 73 Persen Efek Sidang Sengketa Pilpres

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, menyebut hasil survei menunjukkan MK mengalami tren peningkatan efek sidang sengketa hasil pilpres 2024.


Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

7 hari lalu

Juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari berbicara kepada media saat militer Israel menunjukkan apa yang mereka katakan sebagai rudal balistik Iran yang mereka ambil dari Laut Mati setelah Iran meluncurkan drone dan rudal ke arah Israel, di pangkalan militer Julis, di Israel selatan 16 April. 2024. REUTERS/Amir Cohen
Top 3 Dunia: Kecanggihan Rudal dan Drone Iran hingga Warga Israel Ogah Balas Iran

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 17 April 2024 diawali oleh kabar kecanggihan drone dan rudal Iran yang mampu lewati dua negara sebelum tiba di Israel


Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

8 hari lalu

Pemandangan menunjukkan drone atau rudal berlomba-lomba mencari sasaran di lokasi yang dirahasiakan di Israel utara, awal 14 April 2024. Menurut IDF tentara Israel pada awal 14 April Iran meluncurkan rudal dari wilayahnya menuju wilayah Negara Israel. IDF menyerukan masyarakat untuk waspada dan bertindak sesuai dengan pedoman Home Front Command. EPA-EFE/ATEF SAFADI
Survei: 74% Warga Israel Tentang Serangan Balik terhadap Iran

Hampir tiga perempat responden survei Universitas Hebrew Israel melihat perlunya mempertimbangkan tuntutan politik dan militer dari sekutu soal konfli


Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

28 hari lalu

Puluhan demonstran pro-Palestina mengangkat telapak tangan mereka saat rapat Kongres Amerika Serikat di Capitol Hill, Washington, AS, 31 Oktober 2023. Puluhan demonstran pro-Palestina menyerbu rapat Kongres Amerika Serikat yang tengah membahas bantuan dana untuk Israel yang masih berperang dengan Hamas. REUTERS/Kevin Lamarque
Survei: Mayoritas Warga Amerika Serikat Kini Menentang Serangan Israel ke Gaza

55% warga Amerika Serikat tidak menyetujui respons militer Israel ke Gaza, menurut jajak pendapat terbaru Gallup


Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

45 hari lalu

Ilustrasi perkosaan. prameyanews7.com
Survei Pernah Ungkap India sebagai Negara Tak Aman untuk Perempuan

Survei yang dilakukan Thomson Reuters Foundation pada 2018 silam pernah mengungkap India sebagai salah satu negara tak aman untuk perempuan.