TEMPO Interaktif, Palopo - Tokoh agama di Kabupaten Luwu Timur mendesak polisi mengungkap pelaku pembakaran fasilitas gereja di Desa Purwosari, Kecamatan Tomoni Timur, Rabu lalu. "Pelakunya harus ditangkap agar motifnya bisa segera diketahui," kata Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Luwu Timur, Ardias Bara, Jumat, 3 Juni 2011.
Tokoh agama lainnya, Pendeta Suriadi, mengatakan polisi harus bekerja keras mengungkap kasus ini. Apabila pelakunya tidak ditangkap, bisa menimbulkan konflik horizontal.
Tuntutan para tokoh agama itu disampaikan ketika dilangsungkan pertemuan antara tokoh agama-tokoh masyarakat-pemuda dengan jajaran Muspida Kabupaten Luwu Timur.
Paska pembakaran fasilitas Gereja Masehi Injili Indonesia (GMII) dan Gereja Katholik Santo Paulus, situasi di daerah tersebut tetap kondusif. Petugas keamanan tampak berjaga di lokasi dengan senjata lengkap. Pihaknya juga sudah dua kali mempertemukan tokoh agama dan masyarakat setempat.
" Saya terjun langsung untuk berjaga-jaga di TKP. Tokoh agama sudah komitmen tidak akan terpancing peristiwa ini," kata Kepala Polisi Resort Luwu Timur, Ajun Komisaris Besar Andi Firman.
Andi Firman mengaku belum mengetahui motif yang mendasari pelaku membakar fasilitas gereja. Sebelumnya, Wakil Bupati Luwu Timur, Thoriq Husler, menduga pelakunya masih ada kaitannya dengan peristiwa penembakan polisi di Palu, pekan lalu. Namun, Firman menepis dugaan itu. "Belum ada indikasi kuat mengarah ke situ," kata Firman.
Sementara itu, polisi memastikan aksi pembakaran dilakukan mengunakan jerami dan lilin. Fasilitas gereja yang terbakar adalah mimbar, kursi dan gorden. Sejauh ini barang yang dinyatakan hilang adalah patung Yesus Kristus yang terbuat dari perunggu dan tiga unit pengeras suara.
MUHAMMAD ADNAN HUSAIN