TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan gerakan pendirian negara atas dasar agama dan ideologi yang lain merupakan pelanggaran hukum. SBY menuturkan, banyak kekhawatiran dari masyarakat akan muncul gerakan mengatasnamakan agama untuk mendirikan negara dalam proses demokratisasi dan globalisasi.
Salah satunya, Negara Islam Indonesia atau NII. "Sebagai Kepala Negara, niat itu bertentangan dengan pilihan negara berdasarkan Pancasila. Tidak ada tempat di negeri kita," kata SBY dalam pidato kebangsaan dalam memperingati Hari Pidato Bung Karno dan Hari Lahir Pancasila di Gedung Nusantara IV MPR/DPR, Rabu 1 Juni 2011.
Sebelumnya, gerakan NII telah meramaikan semua pemberitaan media dan perbincangan di masyarakat. NII disebut-sebut memiliki tujuan mendirikan negara Islam di Indonesia, salah satu caranya dengan menggaet kaum muda dan mencuci otak dengan doktrin tertentu. Hal itu mencemaskan kaum orang tua pelajar yang banyak menjadi sasaran.
Meski gerakan itu melanggar hukum dan tidak sesuai, SBY menegaskan pemerintah akan memprosesnya dengan aturan hukum yang berlaku. Aparat, kata dia, tidak akan main tuduh dan menuding yang mengakibatkan adu domba antaranak bangsa. Negara, kata SBY, tidak dapat dan tidak seharusnya mengontrol pandangan dan pendapat orang seorang. "Kecuali apabila pemikiiran itu dimanifestasikan dalam tindakan nyata yang bertentangan dengan konstitusi dan aturan hukum lain, negara harus cegah," katanya.
Negara harus bertindak tegas dan tepat dalam menghadapi gerakan yang mengancam pilar kebangsaan. Namun, langkah yang diambil pemerintah tidak menimbulkan iklim ketakutan. Hal itu dilakukan dengan cara demokratis dan rule of law. "Negara harus mendidik warganya untuk tidak menyimpang dari konstitusi dan perundang undangan lainnya," katanya.
Pancasila merupakan dasar dan ideologi negara sangat terkait erat dengan peran dan pemikiran besar Presiden Pertama Indonesia, Soekarno. Pancasila melalui proses yang panjang dan telah melalui sejumlah tantangan. Pancasila, kata SBY, merupakan nilai-nilai yang menjadi karakter bangsa Indonesia. Pancasila ini berbeda dengan ideologi yang berkembang di dunia seperti kapitalisme, liberalisme, komunisme, dan fasisme. Hal ini sangat fundamental , yaitu dasar dari Indonesia merdeka. Dasar dari negara adalah Ideologi pancasila.
Para pendiri bangsa ini telah membangun konsensus bersifat mendasar, yaitu Indonesia negara berketuhanan sekaligus negara nasional, Jadi, bukanlah negara agama. Hal itu dituangkan dalam sila pertama Pancasila. "Meski bukan negara berdasarkan agama, agama mesti dijunjung tinggi. Kehidupan masyarakat mestilah religius dan bukan sekuler," ujar SBY.
EKO ARI WIBOWO