Menurut Christea, jumlah siswa di sekolah negeri seharusnya hanya 32 siswa per kelas untuk kelas reguler, 24 siswa per kelas untuk kelas internasional, dan 26 siswa per kelas untuk sekolah standar nasional (SSN). Namun, jumlah siswa sekolah negeri saat ini rata-rata 40 siswa per kelas. "Sekolah negeri rata-rata menerima siswa baru setiap tahunnya hingga 280-400 siswa," kata Christea. "Akibatnya, siswa baru banyak terserap ke sekolah negeri."
Data yang dihimpun DPRD Kota Malang menyebutkan rata-rata sekolah swasta hanya mendapatkan siswa antara 60 sampai 70 siswa. Bahkan, banyak yang hanya mendapatkan 15 siswa.
Karena kekurangan siswa, banyak sekolah tutup atau bangkrut. Christea menyebutkan jumlah SMP swasta kini tinggal 65 sekolah. "Ada dua SMP yang tutup tahun lalu. Sedangkan untuk SMK, ada 5 dari 36 SMK yang terancam ditutup, 10 SMA juga terancam bangkrut," tutur Christea.
Dinas Pendidikan berencana menerima 7.136 siswa untuk 31 SMPN. Sedangkan untuk 10 SMAN direncanakan menerima 2.911 siswa dan 13 SMK sebanyak 6.900 siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang, Sri Wahyuningtyas, setuju usulan Komisi Pendidikan. Namun, realisasinya masih menunggu persetujuan Walikota. "Soal jumlah siswa diatur melalui peraturan wali kota."
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah SMP Swasta Soekarno Tandjung menyambut gembira usulan DPRD. Menurutnya, sekolah negeri sangat sulit mendapatkan siswa yang banyak tanpa ada pembatasan jumlah siswa sekolah negeri. "Orang tua akan lebih memilih sekolah negeri karena lebih bergengsi," katanya.
BIBIN BINTARIADI