Petugas medis ruang unit gawat darurat RSUD Nganjuk dr Agus mengatakan korban bernama Ponidi, 30 tahun, warga Dusun Tanjunganom, Desa Tunge, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri meninggal pagi tadi. Korban sempat ditempatkan di ruang jenazah tanpa identitas setelah petugas tak menemukan petunjuk apapun di dalam dompetnya. "Ada keluarga korban lain yang mengenalinya," kata Agus, Senin, 23 Mei 2011.
Kepolisian Resor Nganjuk bahkan sempat mengumumkan ciri-ciri Ponidi dengan tinggi 175 centimeter, kulit sawo matang, dan berambut kriting.
Ponidi sendiri diketahui sebagai penumpang truk bernomor polisi AE 8804 BA yang dikendarai Sudarsono. Sayang belum diketahui persis posisi Ponidi saat kecelakaan terjadi.
Sementara tiga korban lain yang dirawat di RSUD Nganjuk masih memprihatinkan. Mereka adalah Sujianto, 32 tahun, warga Desa Winong, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Nardi, 32 tahun, warga Desa Dawuh, Kecamatan Wringinrejo, Kabupaten Kediri, dan Sudarman, 28 tahun, warga Desa Pandanasri, Kecamatan Purwoasri, Kediri. Sedangkan penumpang lain tersebar di rumah sakit Madiun dan Caruban.
Sujianto dan Sudarman adalah penumpang bus Sumber Kencono jurusan Yogyakarta-Surabaya bernomor polisi W 7666 UY. Sedangkan Nardi dan Ponidi adalah penumpang truk.
Menurut Sudarman, jumlah penumpang bus sekitar 70 orang saat melaju dari Solo menuju Surabaya. Sejak keluar dari terminal Solo, bus yang dikemudikan Kustari melaju dengan kecepatan tinggi. Ketika tiba di Jalan Raya Madiun-Surabaya kilometer 133-134 dari Surabaya di Dusun Petung, Desa Pajaran, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, bus tiba-tiba menabrak batas jalan dan menghantam truk dari arah berlawanan. "Saya hanya ingat bus ngebut sejak berangkat," katanya.
HARI TRI WASONO