TEMPO Interaktif, Jakarta - Lembaga Survei Indo Barometer, menyatakan bahwa tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono menurun tipis selama sembilan bulan terakhir. "Dari survei terakhir kami Agustus tahun lalu sampai Mei ini, relatif stagnan, turun tipis," ujar Direktur Eksekutif Indo Barometer M Khudori, dalam paparan Evaluasi 13 Tahun Reformasi dan 18 Bulan Pemerintahan SBY-Boediono, Ahad 15 Mei 2011.
Dalam pemaparan itu, ia menyatakan bahwa pada Agustus tahun lalu, tingkat kepuasan terhadap SBY-Boediono masih berada di tingkat 50,9 persen. Namun, berdasarkan survei yang dilakukan sejak 25 April hingga 4 Mei 2011 ini, tingkat kepuasan menjadi hanya 48,9 persen.
Khudori mengatakan, survei dengan sample 1200 orang di 33 provinsi ini menunjukkan arti penting karena inilah pertama kalinya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan mencapai dibawah 50 persen. "Ini merupakan potret buram dari pemerintahan SBY, karena kali ini tingkat kepuasan mencapai angka dibawah 50 persen," tuturnya. Padahal, tingkat kepuasan masyarakat di awal pemerintahan pasangan militer-akademisi ini pernah mencapai 90,4 persen pada Agustus 2009. Namun, praktis angka ini terus menurun.
Dalam waktu satu tahun, Agustus 2009- Agustus 2010, tingkat kepuasan jatuh bebas dari 90,4 persen menjadi 50,9 persen. Namun, dalam sembilan bulan terakhir, penurunan tidak terlalu tajam.
Penurunan tingkat kepuasan disebabkan oleh buruknya penilaian masyarakat terhadap kinerja di bidang ekonomi dan penegakan hukum. Masyarakat yang menyatakan tak puas terhadap bidang ekonomi mencapai 55,8 persen, sedangkan yang puas hanya 41,2 persen, dan selebihnya tidak tahu atau tidak menjawab. Sedangkan di bidang penegakan hukum, 47,8 persen masyarakat merasa tak puas dan 46, 7 persen merasa puas.
Permasalahan pengangguran, kemiskinan, harga sembako, serta soal ketenagakerjaan menjadi persoalan utama yang disoroti negatif oleh publik. "71,1 persen masyarakat tidak puas terhadap kinerja SBY-Boediono dalam menangani masalah pengangguran dan lapangan kerja, sementara 70 persen masyarakat juga tak puas dalam penanganan masalah kemiskinan," tutur Khudori.
SBY juga dinilai gagal dalam menangani masalah harga sembako yang seringkali fluktuatif. Berdasarkan survei ini, 66,6 persen masyarakat tak puas terhadap kebijakan SBY dalam mengendalikan harga sembako. Hanya 28,6 persen yang mengaku puas. SBY juga mendapatkan raport merah dalam menangani masalah perumahan. Data Indo Barometer menyatakan 50,1 persen masyarakat menyatakan tak puas terhadap penanganan masalah ini. Hanya 34,8 persen masyarakat merasa puas dengan kebijakan di bidang perumahan ini.
Sedangkan dibidang hukum, 58,5 persen masyarakat kecewa terhadap penanganan korupsi di bawah kepemimpinan SBY - Boediono. "Hanya 37,6 persen yang menyatakan puas dengan kinerja pemberantasan korupsi," ujarnya.
Raport biru didapat SBY-Boediono pada tiga bidang. "Pendidikan, Kesehatan dan BBM dan Gas," ujar M Khudori. Pada Bidang Kesehatan, 60,9 persen masyarakat puas dengan kinerja pemerintahan. Sementara di bidang pendidikan, 65,5 persen masyarakat merasa puas. Dalam Bidang BBM dan Gas, 49,4 persen masyarakat puas terhadap kinerja SBY-Boediono. Sementara 44,6 persen lainnya tak puas dan 6,0 persen lainnya tak tahu atau tak menjawab.
FEBRIYAN