Kedelapan peneliti terdiri dari enam mahasiswa program S1 dan dua staf pengajar. Enam mahasiswa itu adalah Bonauli Ch. Siahaan, Mirza Hardani, Cokorda Javandira, Nyoman Agus Nova Udayana, Amin Zaenal Ma'arif, Ilhamza Hadijah. Sedangkan dua dosen adalah Sri Rahayu Utami dan Izmi Yulianah.
Mereka mendapatkan dana riset penelitian. Enam mahasiswa mendapatkan dana berkisar antara Rp 4 Juta – Rp 20 Juta, sedangkan dua dosen mendapatkan biaya riset hingga Rp 50 juta.
IRN adalah program penghargaan bagi peneliti unggul di bidang penganekaragaman pangan. Terdapat 10 komoditas yang menjadi perhatian utama IRN, yaitu kelapa sawit, jagung, pisang, singkong, ubi jalar, garut, sagu, susu, kentang, dan kedelai.
Tahun ini, IRN menyediakan dana riset sebagai penghargaan senilai Rp 1,25 Miliiar. Sebanyak 44 penelitian dinyatakan lolos dari 234 proposal yang masuk.
Nyoman, salah satu periset yang memenangi penghargaan dana Rp. 4, 7 menggunakan uangnya untuk meneliti edible film. Dia meneliti kemasan alami berbahan pati yang memiliki sejumlah keunggulan seperti mudah dicerna, mudah terurai jika dibuang serta larut dalam air. "Pemanfaatan kantong edible film ini merupakan alternatif pemakaian kemasan plastik dalam bumbu mie instan," kata Nyoman.
CSR Manager Corporate Public Relations Division PT Indofood Sukses Makmur TBK, Deni Puspahadi, mengatakan program ini untuk mendorong peneliti kampus berkarya. "Memperkuat ketahanan pangan," kata dia.
BIBIN BNTARIADI