TEMPO Interaktif, Samarinda - Setengah bulan menjadi korban banjir, warga Desa Liang Buaya, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai terserang penyakit kulit.
Sebagian besar warga menderita gatal-gatal di bagian kaki karena sering terendam banjir.
Kepala Desa Liang Buaya Ishar Alli menyatakan penyakit gatal warga hingga kini belum sama sekali mendapat perawatan medis. Menurut Ishar, warga sangat perlu bantuan makanan dan obat-obatan selama bertahan di sekitar banjir. "Sampai sekarang tak ada bantuan sedikit pun dari pemerintah daerah terutama dari kantor bupati," kata Ishar saat dihubungi, Rabu, 4 Mei 2011.
Menurut dia, dengan kondisi ini warga masih tetap bertahan di rumah mereka masing-masing. Untuk menghindari air, warga membuat rampa, yaitu lantai darurat di dalam rumah.
Ishar mengabarkan, sampai hari ini air masih merangkak naik. Jika sebelumnya ketinggian air sampai 40 sentimeter dalam sehari, hari ini air naik 5 cm. "Tak sederas kemarin-kemarin," ujarnya.
Baca Juga:
Warga saat ini perlu bantuan makanan. Bantuan makanan yang diharapkan warga jenis makanan cepat saji seperti mie instant.
Ishar mengaku telah menginformasikan kondisi warga ini kepada aparat kecamatan setempat dan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. "Harapan kami segera dapat bantuan, tapi ternyata sampai sekarang (bantuan) tak juga datang," ujarnya.
Desa Liang Buaya merupakan pemukiman di pinggir Sungai Kedang yang merupakan anak Sungai Mahakam. Menuju ke desa ini membutuhkan waktu 2,5 jam dari muara Sungai Mahakam.
Berdasarkan pendataan desa, sedikitnya 85 kepala keluarga yang tinggal di 85 bangunan terendam. Sebanyak 425 jiwa menjadi korban banjir di Desa Liang Buaya.
Sebelumnya, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kutai Kartanegara menyatakan ada delapan desa di Kabupaten Kutai Kartanegara terendam banjir akibat meluapnya Sungai Mahakam. Namun hingga kini tak ada laporan korban jiwa.
FIRMAN HIDAYAT