Ratusan penumpang yang telantar ini terlihat di sepanjang Jalan Mayor Syafei, Terminal Pakupatan, dan sekitar Pasar Rau. Tidak hanya itu, akibat aksi yang dilakukan oleh ratusan supir angkot di depan Gedung DPRD Kota Serang, Jalan Mayor Syafei atau jalan Raya Kota Serang, Kota Cilegon dialihkan ke jalan lain.
Salah seorang penumpang jurusan Kepandean, Heni ,34 tahun, mengaku, dirinya telah menunggu angkutan jurusan Kepandean hampir tiga jam, namun belum ada satu pun Angkot yang membawanya untuk ke Kepandean. “Saya dari pukul 11.00 WIB hingga 14.00 WIB menunggu angkot, tapi belum ada satu pun yang lewat,” kata Heni kepada Tempo, Kamis, 28 April 2011.
Dia berharap, supir Angkot yang melakukan mogok beroperasi untuk segera mengoperasikan kembali kendaraannya. “Saya sebagai masyarakat kecil sangat terganggu jika tidak ada Angkot,” kata dia.
Sementara itu, aksi unjuk rasa yang dilakukan para supir Angkot ini juga sempat mengalami insiden pemukulan terhadap supir angkutan umum jurusan Kota Serang–Kota Cilegon yang memasuki terayek angkutan kota.
Insiden ini terjadi saat ratusan para pengemudi bergerak dari daerah Kemang menuju DPRD Kota Serang. Saat di daerah Penancangan, para supir Angkot melihat angkutan umum jurusan Kota Serang–Kota Cilegon tengah menaikkan para penumpang dan melaju ke pintu tol Serang Timur untuk menuju ke Kota Cilegon.
Para Sopir itu langsung mengejarnya dan menghentikan angkutan jurusan Kota Cilegon tersebut. Setelah mobil berhenti, supir angkutan jurusan Kota Cilegon langsung dipukuli oleh supir Angkot. Bahkan para supir itu juga memaksa penumpang yang ada di dalam mobil tersebut untuk turun. Namun, insiden ini tidak berlanjut karena supir angkutan umum jurusan Kota Serang–Kota Cilegon mengalah dan menurunkan penumpangnya.
Ketua Paguyuban Angkotan Kota Serang (PAKS) Embing menyatakan aksi yang dilakukan pihaknya itu untuk meminta Pemerintah Kota Serang terutama Dinas Perhubungan Kota Serang untuk mengaktifkan Terminal Cipocok dan Kepanden. Hal itu dilakukan untuk menertibkan angkutan umum dari luar Kota Serang. “Kami menginginkan Dinas Perhubungan segera menyelesaikan masalah ini,” kata Embing.
Tidak hanya itu, Embing juga meminta pemerintah segera memperjelas trayek Angkot di Serang, Sebab, saat ini juga trayek Angkot di dalam kota tidak jelas dan sering menimbulkan kesemrawutan angkutan. “Jika terdapat angkutan luar daerah masuk dan mengambil penumpang ke dalam kota, kami mau makan apa,” katanya.
Kepala Dishubkominfo Edinata Sukarya menyatakan, dalam waktu tiga bulan ke depan, pihaknya akan melakukan pembenahan trayek Angkot di Kota Serang. “Seperti kesepakatan kami dengan para supir, kami akan menyelesaikan masalah ini selama tiga bulan ke depan,” kata Edinata.
WASI’ULULUM