TEMPO Interaktif, Jakarta - Bima Arya Sugiarto, Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Amanat Nasional (PAN), menyatakan maraknya upaya pembajakan kader partainya oleh partai lain harus disikapi serius. "Harus ada upaya konkret untuk mencegahnya," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/4).
Menurut Bima, ada 2 hal yang akan dilakukan partainya untuk mencegah berulangnya pembajakan kader partainya. Pertama, secara internal akan melakukan inovasi dalam hal kontrak politik dengan kepala daerah yang diusung PAN. "Mereka harus jelas committed menjalankan amanat partai sampai akhir," ujarnya.
Kedua, membenahi kaderisasi serta rekrutmen kader partai yang lebih militan, sehingga anggapan PAN partai yang menggantungkan pada sosok ketokohan tertentu tidak berlaku di partai ini. "Esa hilang dua terbilang, patah satu tumbuh seribu," kata Bima lagi.
Bima yakin partainya tak berpengaruh dengan mundurnya beberapa kader terbaiknya. Sebab, partainya memiliki pengalaman panjang dalam membangun sistem dan kultur dengan tidak menggantungkan pada sosok ketokohan semata. "Kaderisasi dari Pak Amien (Rais), Mas Tris (Sutrisno Bachir), kemudian Bang Hatta (Rajasa) itu sukses," ujarnya. "Kami ingin memindahkan pengaderan itu tidak hanya di level nasional, tapi hingga ke level lokal."
Sebelumnya, kader PAN Jawa Barat Dede Yusuf yang juga Wakil Gubernur Jawa Barat menyatakan mundur dari PAN sejak Jumat akhir pekan lalu. Beredar kabar Dede Yusuf meloncat ke Partai Demokrat sebagai partai pendulang suara terbanyak di Jawa Barat pada pemilihan legislatif 2009.
Dede Yusuf pindah partai karena ingin mewujudkan ambisinya menjadi gubernur Jawa Barat pada pemilihan 2012 mendatang. "Ini bukan hal yang luar biasa," ujar Bima.
JAYADI SUPRIADIN