Menurut dia, aksi bom bunuh diri saat puluhan jamaah melaksanakan shalat Jum'at di Masjid Al Dzikra, komplek kantor Polresta Cirebon, Jumat (15/4) siang sangat memilukan. Insiden itu melukai sedikitnya 26 jamaah, yang sebagian besar adalah personil kepolisian, termasuk Kepala Kepolisian Resor Kota Cirebon Ajun Komisaris Besar Herukoco.
Syafi'i minta umat tak melakukan tindakan kekerasan melawan aksi itu. Menurutnya, aksi kekerasan yang selama ini dilakukan telah banyak menelan korban dari orang baik-baik dan tak bersalah. Apalagi menuntut adanya revolusi. "Huru-hara pada Mei 1998 itu telah membuat luka yang dalam, jangan diulangi lagi," katanya.
Ia berharap pemerintah bersikap pada para pelaku kekerasan. Menurutnya, pemerintah lemah terhadap aksi kekerasan. Banyak aksi kekerasan tak ditindaklanjuti. "Pemerintah seperti tak berfungsi, tak berdaya menghadapi kekerasan. Jangan takut pada para pelaku kekerasan," kata Syafi'i.
Menurutnya, para pemuka agama tak bisa menyelesaikan masalah ini karena kekerasan sudah pada tingkatan harus ditangani dengan tindakan. "Kami hanya punya kekuatan moral, pemerintah yang punya alatnya," kata Syafei.
Ketua Umum Pengurus Besar Nadlatul Ulama Said Aqil Siraj mengecam keras aksi bom bunuh diri itu. "Mereka terpengaruh aksi di Afganistan dan Pakistan," kata Said. "Mereka punya pemahaman, selain kelompok mereka adalah kafir," kata Said.
Menurut Said, tindakan pengebom masjid sudah melecehkan ajaran agama Islam. "ni sudah pada radikal akidah dan radikal tindakan. Jangan mudah terpengaruh," kata dia.
EKO ARI WIBOWO