Manajer MURI Sri Widayati mengatakan belum ada satu pun kota di Indonesia yang mempunyai bus tingkat wisata. “Apalagi bus tersebut dibuat di Indonesia,” ujarnya kepada wartawan, seusai penganugerahan rekor di pintu gerbang selatan Stadion Manahan Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/4).
Dia menambahkan alasan lain pemberian rekor adalah keunikan dan kelangkaannya. Unik karena bus tingkat wisata baru pertama kali ada, dan langka karena dibuat oleh anak bangsa. Bersamaan dengan pemberian rekor MURI, bus tersebut mendapat nama julukan: Werkudara.
Kepala Dinas Perhubungan Surakarta Yosca Herman Soedrajad mengatakan, nama Werkudara memiliki makna. Pertama teteg, yaitu semua kegiatan dilakukan dengan ikhlas. Lantas manteb berarti yang dianggap benar dibela tanpa ragu, madep adalah teguh pada agamanya, sregep yaitu siap dan tekun bekerja, serta jejeg yang bermakna adil dan semua melalui pertimbangan. “Kami berharap bus Werkudara dapat menjadi alternatif berwisata di Surakarta,” ujarnya.
Bus berkapasitas 50 penumpang tersebut dapat dioperasikan tiap hari, dengan biaya sewa satu bus Rp 800 ribu. Jika dijual secara ritel, “Rp 20 ribu per orang dan minimal 25 orang,” kata Yosca.
Yosca menyebut sejak beroperasi resmi per 1 April lalu, bus sudah dijalankan 13 kali. Permintaan paling banyak di hari libur seperti Sabtu dan Minggu. “Kalau akhir pekan, bisa tiga kali beroperasi,” ujarnya.
Wali Kota Surakarta Joko Widodo menjanjikan masyarakat tidak akan kesulitan mendapatkan tiket atau memesan bus Werkudara. “Pemesanan bisa di biro wisata, hotel, dinas perhubungan, atau dinas pariwisata,” katanya. Bahkan dia merencanakan ada agen pemesanan di banyak tempat layaknya agen pesawat terbang.
Paket wisata yang ditawarkan misalnya ke Keraton Kasunanan, Kampung Batik Laweyan, Museum Radya Pustaka, atau yang lainnya. “Pengelolaan ke depan bisa dari kami atau swasta. Siapa pun bisa mengelola, yang penting pemasarannya harus bagus agar cepat dikenal,” ujarnya.
UKKY PRIMARTANTYO