Ketua BEM Unib Hariyanto menganggap, selama ini pemerintah tidak serius menuntaskan persoalan jalan rusak di Bengkulu sehingga bertahun-tahun masyarakat harus menikmati kondisi jalan buruk tersebut. “Hasil penggalangan koin tersebut nantinya akan kita serahkan ke Dinas Perhubungan dan Infokom, yang seharusnya bertanggung jawab melakukan pengawasan terhadap muatan truk,” ujarnya saat ditemui di sekretariat BEM Unib, Senin (4/4).
Aksi itu akan dilaksanakan sekitar sepekan yang dimulai dari kampus Unib, dilanjutkan ke Pasar Minggu, Pasar panorama, Simpang Lima, Simpang Skip. Pada Senin (11/4) mendatang, hasil pengumpulan koin diserahkan kepada Dinas Perhubungan dan Informasi Komunikasi Provinsi Bengkulu.
Selain menggalang aksi, mahasiswa juga akan mengajak masyarakat untuk melakukan aksi bersama dan menolak bersikap apatis seperti yang selama ini terjadi.
Hariyanto menginventarisasi jalan rusak meliputi jalan kota, jalan provinsi dan jalan negara. Beberapa lokasi sangat parah termasuk jalan yang ada di dalam kota, hampir sebagian besar berlubang dan jika hujan persis kubangan sapi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pehubungan dan Informasi Komunikasi Aliberti mengakui jika rusaknya jalan lantaran tidak sesuainya tonase jalan dengan muatan yang melaluinya. “Intinya persoalan ini perlu ada komitmen bersama antara pemerintah provinsi, kota, pengusaha batu bara dan angkutan,” ujarnya.
Menurut dia, selama semua pihak tidak duduk bersama, persoalan tidak akan pernah selesai. Pihaknya juga telah berulang kali menyurati pihak pertambangan agar mengurangi muatan, namun tidak mendapatkan tanggapan berarti.
PHESI ESTER JULIKAWATI