Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Kediri, Rahmat Hari Basuki mengatakan kerjasama penyelenggaraan pendidikan tinggi yang dilakukan Pemerintah Kota Kediri dengan Universitas Brawijaya sudah selesai. Bahkan tahun ini perguruan tinggi negeri itu telah membuka pendaftaran mahasiswa baru di Kediri. "Perkuliahan sudah berjalan tahun ini," katanya, Rabu 30 Maret 2011.
Rencananya Universitas Brawijaya Cabang Kediri akan membuka jurusan Ekonomi, Hukum, Administrasi Negara, dan Ilmu Kesehatan. Seluruh aktivitas perkuliahan akan dilakukan di Kediri dengan mendatangkan dosen-dosen dari Malang. Program ini merupakan upaya pemerintah daerah setempat untuk membangun perguruan tinggi negeri di Kediri. Sebelumnya sejumlah perguruan swasta di Kediri gagal menjadi perguruan tinggi negeri karena berbagai persoalan.
Hanya saja, menurut Rahmat, hingga kini Pemerintah Kota Kediri belum bisa menyediakan tempat perkuliahan yang representatif. Pihak Universitas Brawijaya menolak usulan menggunakan salah satu gedung sekolah dasar sebagai kampus. "Mereka tidak mau menggunakan gedung SD," kata Rahmat.
Persoalan ini menjadi genting mengingat Universitas Brawijaya telah mengumumkan penerimaan mahasiswa baru tahun ini. Saat ini Pemkot berencana mengusulkan penggunaan gedung MTs Al Anwar dan Balai Latihan Pendidikan sebagai alternatif.
Rahmat menambahkan, upaya pemerintah daerah untuk menyediakan kampus tersendiri hingga kini masih belum bisa dilakukan. Pembebasan lahan seluas 23 hektar di Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto belum disetujui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. "Kami masih menunggu keputusan Pansus DPRD," kata Rahmat.
Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah Al Anwar, Musa, mengaku belum diajak berkomunikasi dengan Pemkot maupun Universitas Brawijaya terkait penggunaan sekolahnya itu. Namun dia menyatakan kesediaan jika memang ruang kelas yang ada dibutuhkan. "Selama tidak mengganggu belajar MTs, silakan saja," katanya.
HARI TRI WASONO