Rencana itu katanya diakibatkan oleh ketidakbecusan SBY dalam mengurus pemerintahan. Berbagai permasalahan seperti kasus Bank Century, kriminalisasi pimpinan KPK Bibit-Chandra, kemiskinan dan korupsi yang belum terselesaikan menjadi pendorongnya. "Sekarang ada isu Ahmadiyah yang ternyata direspon semua umat, itu bisa untuk gulingkan SBY,"kata Chep.
Apabila SBY bersikap tegas dengan membubarkan Ahmadiyah,lanjut Chep, akan menjadi lain cerita. Garis, katanya, "Siap mengawal SBY terus di pemerintahan kalau membubarkan Ahmadiyah, tapi kalau tidak dia harus turun,"tandasnya.
Bahkan, rencana itu diklaimnya telah mendapatkan dukungan dari beberapa Jenderal bintang tiga. "Sekitar 1-2 bulan lalu bertemu mereka berikan dukungan moril dan siap membantu,"jelas Chep. Nama Tyasno Sudarto, salah satu jenderal yang disebut-sebut mendukung aksi itu juga dibenarkan oleh Chep.
Seperti diketahui, Al Jazeera edisi Selasa 22 Maret 2011 menyebut ada pensiunan jenderal berada di balik gerakan anti-Ahmadiyah, serta kekerasan terhadap jemaatnya di Indonesia. Para jenderal diam-diam mendukung organisasi itu karena memiliki tujuan sama yakni menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari kekuasaannya.
“Dia (datang) ngasih support saja,” kata Chep Hernawan seperti dikutip dari laporan investigasi Al Jazeera. “Dia mengatakan jihad tetap harus jalan terus. Kita tidak boleh mundur sampai pembohong itu jatuh."Menurut pengakuan Chep, para purnawirawan jenderal itu mendekatinya akhir Januari, atau sekitar sebulan sebelum kekerasan terhadap jemaat Ahmadiyah di Cikeusik terjadi. Sang Jenderal muak dengan kebohongan pemerintahan Yudhoyono. “Mereka bertanya, apa yang diangkat untuk menumbangkan Susilo Bambang Yudhoyono. Isunya apa? Kasus Century tidak mampu… Barangkali isu Ahmadiyah.”
Dari pengakuan itu, jurnalis Al Jazeera Step Vassen menyebut, sang Jenderal mendukung gerakan organisasi Islam. Sang Jenderal menganggap Yudhoyono terlalu lemah dan terlalu reformis.
Vaseen mengatakan laporan investigasinya ini merupakan konfirmasi pertama kali adanya dukungan kuat gerakan anti-Ahmadiyah seperti Front Pembela Islam, dan organisasi sejenis. Dalam kesimpulannya, Vessen menyebut permainan politik kekuasaan menggunakan kekerasan agama benar terjadi.
Gerakan anti-Ahmadiyah marak di seluruh daerah Tanah Air tahun ini. Bahkan, di Cikeusik, Bogor, Jawa Barat, kekerasan terjadi terhadap jemaat Ahmadiyah, tiga di antaranya tewas.
RIRIN AGUSTIA | PURWANTO