TEMPO Interaktif, Jakarta - Puluhan anggota Marinir Lantamal XI Merauke, Papua, menyerang bangunan Satuan Lalu Lintas di jalan raya Mandala, Kota Merauke, Kamis (17/3) malam, sekitar pukul 19.15 WIT. Tak ada korban jiwa dalam insiden tersebut.
Menurut sejumlah saksi mata, letusan senjata api sempat terdengar dari kedua kelompok yang bertikai. Kepala Kepolisian Resor Merauke Ajun Komisaris Besar Djoko Prihadi mengatakan sebanyak 40 anggota marinir menyerang tempat itu. Mereka tiba-tiba melepar ke arah bagunan Kepolisian Lalu Lintas.
“Awalnya mereka konvoi kendaraan roda dua di depan pos lalu lintas sebanyak tiga kali, lalu mengeluarkan kata-kata kotor dan melempar batu ke salah satu bangunan Polisi Lalu Lintas. Anak-anak pun terpancing lalu mengeluarkan tembakan peringatan,” kata Djoko Prihadi.
Asisten Intel Lantamal XI Merauke, Letnan Kolonel Marinir Lukman, mengatakan kronologis pertikaian masih simpang siur. “Kami masih mengumpulkan data-data lapangan mengsinkronisasikan kronologis kejadian. Saya belum bisa mengatakan kalau anak buah saya salah ataupun anggota polisi salah. Kami akan membuat tim penyelidik melibatkan Pomal dan Propam,” kata Lukman.
Pertikaian antara marinir dan polisi di Merauke bukan pertama kali terjadi. Peristiwa serupa terjadi pada Malam Natal, 24 Desember 2010 di depan Katedral Merauke. “Kejadian kali ini tidak ada kaitannya dengan kejadian malam Natal lalu,” kata dia.
Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan Lantamal XI, Mayor Marinir Eko meminta maaf kepada seluruh warga Merauke. “Atas nama batalyon marinir, saya mohon maaf atas ulah anak buah yang meresahkan masyarakat,” kata Eko.
JERRY OMONA