TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Survei Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, ada tiga faktor yang mempengaruhi merosotnya suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang harus segera diperbaiki. Pertama, PPP gagal mempertahankan suara pemilih lama mereka.
"PPP gagal mempertahankan pangsa pasar tradisionalnya, dan disaat yang sama tidak mampu meraup pangsa pasar pemilih baru," kata Burhanuddin dalam seminar sehari bertema 'Meneguhkan Kembali Kesungguhan Berpartai' di Jakarta, Selasa 15 Maret 2011. Seminar digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat PPP.
Menurut Burhanuddin, poin ini merupakan kesalahan terbesar PPP, karena tak mampu mempertahankan suara pemilih tradisional mereka. Dilihat dari profil pemilih PPP sebelumnya, sebagian besar pemilih lebih banyak berdomisili di desa, dengan pendidikan menengah kebawah. Suara pemilih tradisional ini beralih ke partai Islam lainnya, bahkan cenderung banyak diambil oleh partai nasionalis seperti Demokrat di pemilu 2009 lalu.
Faktor kedua, sebagai partai yang pemilihnya berasal dari masyarakat golongan menengah kebawah, PPP sangat jarang menyuarakan isu-isu keberpihakan pada rakyat. Padahal, tema inilah yang sangat berhubungan dengan kader dan simpatisan PPP.
"PPP perlu jubir-jubir ekonomi. Lebih baik masuk level yang terkait hajat hidup orang banyak berbicara tentang kesenjangan sosial, ekonomi, dan sebagainya. Saya belum pernah dengar ada tokoh PPP yang berbicara tentang ketahanan pangan," ujarnya.
Sedangkan faktor ketiga adalah krisis ketokohan umat ditubuh partai berlambang Ka'bah ini. Padahal hal ini juga menjadi penting disaat politik elektoral semakin dipengaruhi tokohisme yang demikian kuat. "Tahun 2009 tidak memiliki tokoh yang lahir dari partai Islam. Partai islam kurang mampu menjual pemimpin-pemimpin yang memiliki magnet yang cukup kuat untuk menarik pemilih," kata dia.
Jika ingin tetap bertahan, kata Burhanuddin, PPP harus bisa memperhatikan tiga hal tersebut, atau minimal bisa meraup kembali suara mereka, yakni pangsa pasar tradisional itu. Partai ini juga harus berani menjual isu-isu nonagama. "Partai Islam harus piawai memainkan isu-isu agama dan meningkatkan kompetensi serta kapasitasnya agar dipercaya publik menangani problem sosial ekonomi," kata Burhanuddin.
MUNAWWAROH