TEMPO Interaktif, Jakarta - Markas Besar Kepolisian RI meyakini bekas ajudan Komisaris Jenderal Susno Duadji, Brigadir Kepala Doni Rahmanto, tewas murni karena kecelakaan. Doni tewas karena kecelakaan tunggal atau tanpa disebabkan tabrakan dengan kendaraan lain. "Itu kan laka lantas, kecelakaan murni. Kecelakaan dalam keadaan tidak bertugas dan bisa dialami oleh semua orang, siapa saja," kata juru bicara Mabes Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar di kantornya, Kamis 10 Maret 2011.
Mengenai dugaan adanya usaha membungkam Doni karena pernah meringankan Susno, perwira menengah Polri itu membantah. Boy berkukuh kecelakaan yang merenggut nyawa Doni tak ada kaitan dengan kesaksiannya di pengadilan. "Menutup mulut apa? Yang bersangkutan kan bertugas sebagai pengawal dan terakhir juga sebagai pengawal, jadi apa yang harus ditutup-tutupi," ujarnya.
Doni tewas karena kecelakaan saat mengendarai motor di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, Rabu (9/3) kemarin. Sebelumnya, bekas pengawal Susno lainnya, Inspektur Dua Anjar Saputro juga tewas akibat kecelakaan di Jalan Raya Bogor, pada 16 Oktober 2010. Anjar maupun Doni adalah pengawal sekaligus saksi meringankan bagi Susno Duadji, yang tengah disidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dalam kesaksiannya, Doni, anggota Brigade Mobil Kelapa Dua itu membantah kalau Susno bertemu dengan Sjahril Johan di kediaman Susno seperti yang dituduhkan. Doni juga yang membenarkan bahwa Susno tak pernah mengenakan sarung saat di rumah.
Saat ini, Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Jakarta Timur dan Biro Pengamanan Internal Mabes Polri menyelidiki kecelakaan itu berdasar olah tempat kejadian perkara dan kesaksian sejumlah warga. Namun Boy mengaku tak hafal siapa saja saksi tersebut. Dia juga emoh menyebut jumlah saksi yang telah dimintai keterangan. "Ada beberapa saksi, saya tidak hafal."
Namun meski sudah melakukan olah TKP dan mengotopsi jenazah Doni, Boy belum bisa memastikan penyebab jatuhnya Doni, kini pengawal Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo itu. Ketika ditanya apakah Doni jatuh karena lubang atau menabrak pembatas jalan, Boy hanya mengatakan, "Ya terjatuh saja. Nanti bolehlah kami cari lagi hasil dari oleh TKP-nya."
CORNILA DESYANA