"Lihat, beras ini tidak layak dikonsumsi manusia. Ini cocok dijadikan makanan ayam," kata koordinator aksi Edy Djuanedi.
Edy meminta tim analisa mutu beras Dolog dibubarkan karena dianggap tidak becus dalam bekerja. Akibatnya, beras berkwalitas jelek masih didistribusikan kepada warga miskin. "Ini namanya meracuni warga miskin," ujarnya.
Selain kwalitas raskin yang buruk, Maulidi, koordinator demontrasi lainnya mengungkapkan pihaknya juga menemukan jatah raskin yang diterima sejumlah keluarga menyusut. "Biasanya 15 kilogram, tapi yang diterima hanya 12 kilogram, bahkan hanya 10 kilogram," paparnya.
Menanggapi tudingan para pengunjukrasa, Kepala Gudang Dolog Sumenep, Sulkan, mengakui bahwa beras memang agak kekuningan. Namun dia bersikeras beras tersebut layak konsumsi karena sudah sesuai standar.
"Beras Madura beda dengan di Jawa. Kadar airnya pun beda. Beras berwarna kuning karena memang jenis berasnya begitu, tapi tetap sesuai standar," ucapnya.
Sulkan juga menegaskan kontrol kwalitas beras raskin dilakukan dengan sangat teliti. Secara rutin disemprot obat anti kutu beras. "Penyimpanan beras di gudang juga tidak lama,” katanya.
Ihwal susutnya jumlah raskin yang diterima warga, menurut Sulkan, kemungkinan terjadi saat didistribusikan. "Timbangan kami sudah sesuai, kami tidak tahu setelah di luar gudang," tuturnya. MUSTHOFA BISRI.