TEMPO Interaktif, Jakarta - Selain membahas persoalan regional, pertemuan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Filipina Beniqno Simeon Aquino III di Istana Merdeka juga membahas kerja sama dibidang energi dan pangan. Indonesia, kata Yudhoyono, siap bekerjasama dengan Filipina di bidang energi dan pangan.
Yudhoyono mengungkapkan dalam situasi dunia sekarang ini, semua bangsa di dunia harus bekerja sama menjaga pasokan pangan dan energi. Kalau tidak, harganya akan naik dan memukul ekonomi semua negara, termasuk negara berkembang.
Indonesia sebagai produsen minyak, lanjutnya, akan memasok minyak ke negara lain setelah semua kebutuhan dalam negeri terpenuhi. Yudhoyono mengungkapkan kebutuhan minyak dalam negeri masih memerlukan tambahan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi. "Semua oil producing countries harus tetap memproduksi sehingga tidak terjadi short of demand pada tingkat global," kata Presiden Yudhoyono, dalam jumpa pers bersama bersama Presiden Filipian Beniqno Simeon Aquino III di Istana Merdeka, Selasa, 8 maret 2011.
Yudhoyono berharap situasi di Timur Tengah, Afrika Utara bisa segera diatasi sehingga tidak mengganggu pasokan. Selain itu, Ia berharap tidak ada spekulasi. "Kalau spekulan terus bekerja, bukan the real relation between the supply and demand maka akan merusak
ekonomi dunia dan sekarang kita sedang melaksanakan recovery dari akibat krisis ekonomi global yang lain," katanya.
Presiden Filipina Beniqno Simeon Aquino III mengatakan Filipina berharap adanya kerjasama dan pasokan minyak dari Indonesia. Yudhoyono menjanjikan akses untuk stabilitas dan membantu Filipina dalam pasokan. Aquino mengatakan ide kejasama ekplorasi minyak telah diusulkan. "Mungkin kita harus melanjutkan pembicaraan dengan negara-negara lain," katanya.
EKO ARI WIBOWO