TEMPO Interaktif, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Saan Mustopa mengatakan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sudah tidak mungkin lagi masuk koalisi. Sebab, kata Saan, komunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sulit tercapai.
Saan mengungkapkan, pihaknya sudah berkomunikasi dengan para petinggi PDIP, termasuk dengan Ketua Dewan Pertimbangan Pusat PDIP Taufiq Kiemas. "Tapi, kalau ketua umumnya--yang punya otoritas--belum, kan agak susah," kata Saan dalam diskusi di Jakarta kemarin.
Namun, Saan memastikan, pihaknya tetap menjalin komunikasi dengan PDIP. "Mungkin nanti suatu saat melalui anaknya atau adiknya," ujarnya.
PDIP belum berubah sikap perihal ajakan berkoalisi, yakni tetap menjadi partai oposisi sesuai dengan amanat Kongres PDIP di Bali pada 2010.
"PDIP tetap di luar pemerintahan, menjadi kekuatan penyeimbang," kata anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PDIP, Arif Budimanta, dalam kesempatan yang sama.
Ketua DPP PDIP Bidang Kepemudaan dan Olahraga Maruarar Sirait meminta agar partainya tak direcoki ihwal koalisi maupun kabinet. Dia merasa kesal karena pemberitaan mengarahkan PDIP sudah melunak ke Sekretaris Gabungan Partai Koalisi maupun pemerintah. "Ada upaya memecah belah partai dari luar," kata dia.
Indikasinya, ujar Maruarar, adalah tanggapan terhadap pertemuan Taufiq Kiemas dan putrinya, Puan Maharani, dengan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, yang mengarahkan bahwa PDIP siap berkoalisi. Padahal, kata dia, sejak awal sikap PDIP sudah jelas, yaitu oposisi. "Kenapa diojok-ojok terus?" ucapnya.
Dewan Pimpinan Daerah PDIP Jawa Timur dan Sulawesi Selatan juga menyatakan tak setuju PDIP bergabung dengan koalisi.
"Buat apa kami berkoalisi? Meski ditawari sepuluh kursi menteri, tidak mau," kata Ketua DPD PDIP Jawa Timur Sirmadji Tjondropragolo.
Wakil Ketua Bidang Politik dan Hubungan Masyarakat PDIP Sulawesi Selatan Iqbal Arifin mengatakan pihaknya tetap ingin menjadi oposisi sesuai dengan amanat Kongres. "Posisi PDIP adalah mengawasi kinerja pemerintah agar sesuai keinginan rakyat," kata Iqbal.
l EKO ARI WIBOWO | DIANING SARI | MUHAMMAD TAUFIK | TRI SUHARMAN