TEMPO Interaktif, Bandar Lampung - Kerusakan ruas Jalan Lintas Sumatera di Bandar Lampung membuat kemacetan panjang. Ratusan truk dan kendaraan pribadi terjebak kemacetan karena kendaraan yang berasal dari dua arah berlawanan harus melewati jalan itu bergantian.
"Kondisi seperti ini sudah berlangsung berbulan-bulan tapi sepertinya tidak ada upaya perbaikan. Kami merugi ratusan ribu untuk melintasi jalan yang rusak parah itu," kata Ramson Hutapea, salah seorang sopir truk yang hendak menuju Medan, Sumatera Utara, Sabtu (05/03).
Kerusakan di ruas Jalan Sukarno-Hatta yang merupakan jalur utama menuju sejumlah kota di Lampung dan sejumlah provinsi di Pulau Sumatera dari Pulau Jawa itu terkesan dibiarkan.
Meski sudah berlangsung berbulan-bulan jalan dibiarkan berlubang dan seluruh aspal jalan terkelupas. Kondisi jalan yang rusak parah itu sering membuat kendaraan terutama truk terguling atau mengalami kerusakan.
Waktu tempuh pun menjadi lebih lama. Ruas jalan sepanjang 24 kilometer itu harus dilalui satu hingga dua jam. Lubang sedalam hingga setengah meter banyak dijumpai di jalan itu. "Setelah terjebak kemacetan Merak, kami harus mengatasi kemacetan di ruas jalan itu," katanya.
Seperti di titik Candi, Waylunik Jalan Lintas Sumatera (Jalan Sukarno-Hatta), hampir seluruh aspal jalan terkelupas. Debu beterbangan setiap kendaraan melintas yang membuat pandangan sopir terhalang. Belum lagi terdapat lubang cukup dalam sepanjang seratus meter di titik itu.
Sedikitnya ada lima titik kerusakan di ruas jalan yang menghubungkan Panjang-Rajabasa, yaitu Candi, Waylunik, Gading, Kalibalok, Waykandis dan di Depan Kepolisian Sektor Kedaton Bandar Lampung.
Kerusakan jalan diduga akibat tidak adanya saluran air, banyaknya kendaraan dengan muatan melebihi kapasitas yang melintasi jalan itu dan kualitas aspal dan jalan yang tidak bagus. "Setiap turun hujan jalan tergenang dan air hujan menggerus aspal jalan," kata Firman, warga yang biasa melintasi jalan itu.
NUROCHMAN ARRAZIE