TEMPO Interaktif, Sidoarjo--Ikan bandeng milik Zainuddin asal Desa Banjar Kemuning, Kecamatan Sedati ditetapkan sebagai ikan bandeng terbesar di Sidoarjo dalam Festival Ikan Bandeng Kawak (tua). Ikan bandeng ini berukuran panjang 88 centimeter, lebar 19,5 centimeter ,dan berat 6,8 kilogram. Zainuddin berhak mengusung medali, piala, dan uang tunai sebesar Rp 3,5 juta. "Ahamdulillah menang, jelas bangga," ujar Zainuddin, Sabtu (19/2).
Juara ke dua bandeng milik Safruddin seberat 5 kilogram dengan panjang 18,5 centimeter dan lebar 18,1 centimeter. Ia mendapat medali, piala dan uang senilai Rp 3 juta. Juara ke tiga, bandeng milik Saiful Bachri Anwar panjang 78,5 centimeter, lebar 17,2 centimeter dan berat 4,685 kilogram. Mendapat medali, piala dan uang tunai Rp 2,5 juta.
Festival Bandeng Kawak merupakan wujud syukur petani budidaya ikan atas hasil panen dan memperingati hari Mauid Nabi. Para petani ikan ini memamerkan bandeng berukuran raksasa. Untuk menghasilkan ikan bandeng ukuran jumbo dibutuhkan waktu dan biaya yang besar.
Awalnya, warga Sidoarjo memelihara bandeng kawak hanya untuk kebutuhan keluarga. Ikan bandeng menjadi suguhan wajib saat lebaran dan hari besar agama lainnya. Mereka juga menyajikan ikan bandeng kawak sebagai tradisi untuk jamuan makan saat hajatan.
Wakil Bupati Sidoarjo Hasi Sutjipto mengusulkan agar festival bandeng kawak ini dikemas menarik untuk paket wisat. Diantaranya diusulkan untuk menggelar kembali lelang ikan bandeng sebagai pelestarian budaya tradisi serta menarik wisatawan. "Lelang bandeng merupakan tradisi warga Sidoarjo menyambut Malulid Nabi," katanya.
Selain, oleh-oleh khas Sidoarjo berupa bandeng presto wisatawan juga bisa membawa ikan bandeng segar untuk oleh-oleh. Lelang bandeng digelar sejak 1962, namun belakangan lelang bandeng terhenti. Untuk itu, ia berharap agar lelang bandeng kembali digelar di Sidoarjo.
EKO WIDIANTO