Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro Kasiyanto menjelaskan, banjir bandang akibat meluapnya anak sungai Bengawan Solo merendam lahan pertanian, merusak rumah penduduk, gedung sekolah, sejumlah infrastrukur, serta mematikan hewan unggas. “Datanya sudah kami dapatkan dari tingkat desa hingga kecamatan,” katanya kepada Tempo, Kamis (17/2).
Mengutip data BPBD, Kasiyanto mengemukakan, banjir bandang melanda 22 desa yang tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Padangan, Sukosewu, Kapas, Balen, Temayang, dan Kecamatan Bubulan.
Anak sungai Bengawan Solo yang meluap, di antaranya Sungai Mekuris, Sungai Pacal, Sungai Semarmendem, dan Sungai Padangan.
Banjir menggenangi tanaman padi seluas 269 hektare. Sebanyak 1.930 unit rumah juga terendam, dan 251 di antaranya rusak berat, serta dua rumah roboh.
Banjir juga merendam enam gedung sekolah, tiga musholla. Jalan desa sepanjang 27 kilometer juga rusak. Juga menghanyutkan 783 ekor hewan unggas. Adapun lahan pekarangan yang terendam mencapai 245 hektare.
Baca Juga:
Kerugian materiil terbesar, yakni Rp 250 juta terjadi di Desa Sumberbendo, Kecamatan Bubulan. Di desa ini, dari 102 rumah yang tergenang, 101 di antaranya rusak. Adapun lahan tanaman padi yang terendam seluas 21 hektare, serta 300 ekor unggas hanyut.
Pemerintah Bojonegoro telah memberikan santunan kepada korban banjir. Untuk setiap rumah yang rusak ringan Rp 250.000, rusak sedang Rp 750.000, rusak berat Rp 1,5 juta. Sedangkan rumah yang ambruk Rp 2 juta.
Dana penanggulan bencana tahun 2011 tersedia Rp 750 juta. Selain itu masih ada sisa anggaran tahun 2010, karena dari yang tersedia Rp 750 juta, hanya terpakai Rp 462 juta.
Anggota Panitia Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Bojonegoro Agus Susanto Rismanto mengatakan, jika anggaran penanggulangan bencana masih kurang, maka bisa diusulkan anggaran tambahan. ”Tergantung pemakaiannya,” paparnya. SUJATMIKO.