TEMPO Interaktif, Mataram - Kebutuhan suplai darah di Indonesia mencapai lebih 1,3 juta kantong pertahunnya. Tapi, yang tersedia hanya 300 ribu kantong saja. Karena itu, menurut Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla, persediaan darah harus ditingkatkan hingga satu juta kantong tiap tahunnya.
‘’Kebutuhan semakin meningkat,’’ kata Jusuf Kalla, usai melantik pengurus PMI Nusa Tenggara Barat yang diketuai Mesir Suryadi, di Mataram, Rabu 16 Februari 2011.
Seharusnya, rasio ketersediaan darah untuk donor adalah 2,5 persen dari 230 juta penduduk Indonesia atau sebanyak 4,5 juta kantong darah. Kebutuhan donor darah sesuai dengan situasi negara. Semakin maju suatu negara, maka semakin banyak pula darah yang dibutuhkan. Seperti untuk keperluan transfusi darah bagi ibu melahirkan.
Menurut Kalla, panggilan akrab Jusuf kalla, PMI hanya bertindak seperti koperasi yang mengatur donor darah ini, dari masyarakat ke masyarakat. Selama ini, kata dia, tak ada orang yang secara insiatif datang melakukan transfusi darah. Hanya pada saat menjelang pemilihan umum semuanya gampang. ‘’Jika terjadi bencana saja maka tiba-tiba banyak bendera,’’ ujarnya.
Sementara itu Ketua PMI NTB, Mesir Suryadi menyebutkan di RSU Mataram saja diperlukan 800 kantong darah setiap bulannya. Namun PMI Lombok Barat hanya mampu menyediakan kurang lebih 300 kantong. Ini belum termasuk RSU kabupaten lain. ‘’Sebagai prioritas utama, PMI NTB juga akan membuka unit transfusi daerah,’’ ucapnya.
SUPRIYANTHO KHAFID