TEMPO Interaktif, Palopo: Keresangan tengah merebak di Palopo dan Kabupaten Luwu. Dalam sebulan terakhir beredar isu tentang penculikan anak lewat pesan singkat telepon genggam. Akibatnya, setiap orang asing yang datang ke tempat itu selalu dicurigai dan diminta untuk menunjukan identitas mereka. "Kepala desa memerintahkan warga untuk ronda malam. Katanya, ada penculikan terhadap anak," kata Ikbal, warga desa Pongko kecamatan Walenrang Utara, siang ini.
Selain isu penculikan, warga juga khawatir dengan maraknya aksi pencurian. Selasa malam lalu, warga di Desa Pongko sempat melakukan pengejar terhadap seseorang yang diduga akan menyatroni rumah warga. Namun, saat dikepung ratusan warga, pelaku lenyap di kegelapan malam.
Hal yang sama juga diungkapkan, Ariati, warga Pajalesang, Palopo. " Saya melarang anak-anak, sering ke luar rumah. Takutnya ada yang culik," kata ibu dua anak ini. Isu yang berhembus di masyarakat menyebutkan, anak yang diculik itu akan dijadikan tumbal untuk pembangunan jembatan di daerah lain. Hanya saja, hingga saat ini belum ada laporan yang masuk ke jajaran kepolisian terkait adanya penculikan anak.
Makanya, Kapolresta Palopo, AKBP Trijan Faisal, menegaskan, isu tersebut tidak benar adanya. Dia menduga, isu itu dihembuskan oleh orang yang tidak bertanggungjawab untuk menganggu ketenangan warga. Selain di kota Palopo dan kabupaten Luwu, isu yang sama juga merebak di kabupaten Toraja Utara.
Avelino, warga Rantepao menyebutkan, warga di daerah tujuan wisata tersebut kini mulai cemas. Senada dengan Kapolres Luwu, Kapolres Tana Toraja, AKBP Yudi AB menyebutkan, isu itu tidak benar.
Muhammad Adnan Husain