Jumlah kasus penyakit flu burung pada 2009 tercatat 115 kasus dan mengakibatkan ternak unggas mati sebanyak 5.528 ekor. Sementara pada 2010, jumlah kasusnya naik menjadi 165 kasus, namun jumlah ternak unggas yang mati akibat penyakit itu hanya 2.592 ekor.
Kepala Bagian Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Jawa Barat Sri Mudjiatiningsih mengatakan, sejak 2009 sudah tidak ada daerah di Jawa Barat yang bebas flu burung. Kabupaten Ciamis, daerah terakhir yang belum pernah terpapar penyakit ini sejak flu burung merebak di Indonesia akhirnya terkena penyakit ini pada Maret 2009 lalu.
Menurut Sri, sepanjang 2009 itu, seluruh daerah di Jawa barat yakni 26 kabupaten/kota melaporkan ditemukannya kasus positif serangan virus flu burung pada unggasnya. Sementara pada 2010 lalu, hanya 25 kabupaten/kota yang wilayahnya ditemukan kasus itu.
Pada tahun itu kasus terakhir ditemukan di Majalengka. ”(Pada 2010) hanya Kota Cirebon yang tidak ditemukan kasus itu, lainnya melaporkan,” kata Sri.
Koesmayadi mengatakan, penyakit hewan yang menonjol sepanjang 2010 itu berkaitan dengan hujan yang terus turun sepanjang tahun. ”Semua penyakit yang meningkat kasusnya, berhubungan dengan kelembapan,” katanya.
Menurutnya, flu burung salah satu penyakit yang biasanya merebak akibat faktor kelembapan ini. Penyakit lain yang dominan, lanjutnya, adalah penyakit cacing hati pada ternak sapi.
Koemayadi mengatakan, peternak masih menganggap enteng penyakit cacing pada ternak sapi. Padahal, paparnya, setiap sapi yang terkena penyakit ini akan mengalami penurunan berat badan 0,4 ons setiap hari.
Dengan asumsi harga daging Rp 21 ribu per kilogram, maka peternak sapi bisa menderita kerugian sampai Rp 3 juta per ekor per tahunnya akibat turunnya berat sapi akibat penyakit ini. ”Padahal pengobatannya hanya Rp 27 ribu per ekor setiap tahun, tapi banyak yang tidak menyadarinya,” katanya.
Sementara itu, target Jawa Barat untuk menekan kasus rabies menjadi 0 kasus pada 2010, gagal. Pada tahun itu, kasus gigitan anjing liar yang menularkan penyakit rabies ditemukan 1 kasus di Tegalbuleud, Sukabumi. Seekor anjing liar menggigit 7 orang di sana yang menularkan penyakit itu.
Sri menuturkan, ada 5 daerah di Jawa Barat yang dikategorikan endemis rabies, di antaranya Sukabumi, Garut, dan Cianjur. Jawa Barat pernah menyandang status bebas rabies sejak 2004 lalu, dan status itu dicabut per 2008 lalu setelah ditemukan lagi kasus rabies akibat gigitan anjing liar.
Pada 2009, kasus rabies masih ditemukan. Kasus itu ditemukan di 2 kali di Garut. Setiap tahun Jawa Barat menyiapkan anggaran untuk menyediakan 10 ribu dosis vaksin rabies untuk anjing untuk menekan kasus itu.
Ahmad Fikri