Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jawa Pos 'Digeruduk' Massa  

image-gnews
Pertemuan antara jajaran redaksi Jawa Pos dengan perwakilan massa di Surabaya (3/1). TEMPO/Kukuh S Wibowo
Pertemuan antara jajaran redaksi Jawa Pos dengan perwakilan massa di Surabaya (3/1). TEMPO/Kukuh S Wibowo
Iklan
TEMPO Interaktif, Surabaya - Sekitar 500 orang dari massa gabungan dari Pemuda Pancasila Surabaya, Aliansi Masyarakat Peduli Surabaya, Forum Peduli Indonesia dan Forum Komunikasi RT RW Surabaya mendatangi kantor redaksi Jawa Pos di Gedung Graha Pena Jalan Ahmad Yani 88 Surabaya, Senin (3/1). Mereka mengecam Jawa Pos yang dianggap tidak berimbang dalam memberitakan isu rencana pembangunan tol di tengah kota Surabaya.

Menurut juru bicara aksi, A. Hafidz Ashari, Jawa Pos selalu memuat pernyataan tokoh, akademisi, dan warga yang tidak setuju terhadap pembangunan tol tengah kota. Sedangkan warga yang mendukung tol, kata dia, tidak diberi kesempatan. "Jawa Pos sudah tidak netral lagi," kata Hafidz.

Pengunjuk rasa berniat menemui Direktur Jawa Pos Azrul Ananda. Namun karena putra Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Dahlan Iskan itu sedang berada di Malaysia, akhirnya 10 orang perwakilan massa diterima oleh Pemimpin Redaksi Jawa Pos Leak Koestiya, Koordinator Liputan Baihaqi, dan Kepala Kompartemen Nur Wahid di ruang rapat redaksi lantai IV.

Semula perwakilan massa bersikeras hanya mau bicara kepada Azrul. Namun setelah diyakinkan oleh Leak bahwa isi pemberitaan Jawa Pos tidak berkaitan dengan Azrul, akhirnya mereka bersedia berdialog. Pada intinya perwakilan massa meminta agar Jawa Pos netral dalam memberitakan isu seputar rencana tol tengah kota. "Saya tahu bos Jawa Pos condong kepada wali kota yang anti-tol tengah kota," kata Hafidz.

Namun, menurut Leak, pemberitaan Jawa Pos telah diupayakan senetral mungkin. Bila ada anggapan bahwa berita-berita yang dimuat selama ini condong anti-pembangunan tol tengah kota, kata Leak, hal itu karena murni temuan fakta di lapangan. "Sebagai media massa profesional, kami selalu menjunjung tinggi keberimbangan berita," kata Leak.

Meski demikian massa tetap tidak puas dengan jawaban Leak. Mereka masih ngotot ingin menemui dan berbicara langsung dengan Azrul. "Kalau pemberitaan Jawa Pos tetap tidak berimbang, kami akan datang lagi dengan massa yang lebih besar dan langsung menemui Azrul," ujar Hafidz.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rencana pembangunan tol di tengah kota Surabaya masih menuai polemik antara anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Surabaya dan Wali Kota Tri Rismaharini. Kalangan Dewan setuju dengan pembangunan jalan bebas hambatan itu, sedangkan wali kota menolak. Pekan lalu, massa yang sama juga mendatangi studio Radio Suara Surabaya di Jalan Wonokitri Besar dengan tuntutan yang sama.

KUKUH S WIBOWO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

25 April 2017

Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Warung Daun, Jakarta, 5 November 2016. Tempo/Vindry Florentin
Tulisan Soal Makar, Fadli Zon Akan Laporkan Allan Nairn ke Polisi

Dalam tulisan Allan Nairn, Fadli Zon disebut terlibat dalam upaya makar untuk menggulingkan Presiden Joko Widodo.


Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

25 April 2017

Hary Tanoesoedibjo. TEMPO/Imam Sukamto
Disebut dalam Laporan Allan Nairn, Hary Tanoe Lapor ke Polisi  

Pelaporan Hari Tanoe bermula dari tulisan Ahok Hanyalah Dalih untuk Makar yang ditulis oleh jurnalis asal Amerika Serikat, Allan Nairn.


Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

24 April 2017

Dewan Pers. Foto: dewanpers.or.id
Diadukan Mabes TNI ke Dewan Pers, Tirto.id: Kami Kooperatif  

Sapto berujar, pihaknya akan menunggu mekanisme yang diterapkan Dewan Pers saat menerima pengaduan.


Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

11 Juni 2016

Ketum Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, menggelar acara buka bersama di kediamannya, Cikeas, Bogor, 10 Juni 2016. Isu Ekonomi dan Hukum menjadi bahasan SBY pada acara ini. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Jokowi Jarang Dikritik, SBY: Pers Tak Seganas Dulu  

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono merasa tercengang melihat perubahan pers saat ini.


Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

14 April 2016

Yosep Stanley Adi Setyo dari Dewan Pers, memberikan pemaparan dalam acara diskusi ruang tengah yang membahas
Begini Modus Wartawan Abal-abal Memeras

"Yang paling banyak muncul adalah di daerah yang tingkat korupsinya tinggi. Fenomena media abal-abal ini tidak kami temukan di Malaysia atau Singapura."


Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

9 Februari 2016

Presiden Joko Widodo memberikan keterangan pres terkait proses sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI di Istana Negara, Jakarta, 15 Desember 2015. Jokowi menyampaikan jika dirinya terus mengikuti sidang etik Ketua DPR Setya Novanto di MKD. TEMPO/Aditia Noviansyah
Dulu Pemerintah Tekan Pers, Jokowi: Sekarang Sebaliknya  

Presiden Joko Widodo meminta pers patuh terhadap kode etik jurnalistik, terutama media online.


Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

9 Februari 2016

Menunggu Presiden Berantas Amplop Wartawan

Presiden Joko Widodo memastikan akan menghadiri acara puncak Hari Pers Nasional 2016 di Mataram, Nusa Tenggara Barat, 9 Februari 2016. Dalam acara itu, Jokowi akan diberi panggung untuk berinteraksi dengan kurang-lebih 600 wartawan nasional, petinggi negara, dan tokoh masyarakat. Supaya pertemuan itu bermakna, bantuan atau kebijakan strategis apa yang bisa Presiden keluarkan agar kehidupan pers Indonesia semakin sehat?


Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

21 Januari 2016

Bagir Manan. TEMPO/Aditia Noviansyah
Pers di Indonesia Dinilai Kena Sindroma Berlusconian  

Kepentingan pemilik media di industri pers dinilai mempengaruhi pemberitaan, mirip seperti Berlusconi di Italia.


Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

20 Januari 2016

Ilustrasi: TEMPO/Machfoed Gembong
Dewan Pers: Banyak Media Massa Terkontaminasi Politik

Ada fenomena sejumlah pemilik media membentuk partai politik.


Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

2 November 2015

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli dalam Rapat Kerja Pansus Pelindo II di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 29 Oktober 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Giliran Rizal Ramli 'Kepret' Pers: Banyak yang Sibuk Bisnis Pencitraan  

Menurut Rizal Ramli, sudah waktunya pers menjadi bagian dari transformasi bangsa, jangan sibuk dengan bisnis pencitraan.