Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keraton Dukung Gagasan Daerah Istimewa Surakarta

image-gnews
Keraton Kasunanan Surakarta, Solo. TEMPO/Andry Prasetyo
Keraton Kasunanan Surakarta, Solo. TEMPO/Andry Prasetyo
Iklan
TEMPO Interaktif, Surakarta - Keraton Kasunanan Surakarta menyatakan dukungannya terhadap deklarasi Daerah Istimewa Surakarta yang dilakukan oleh 250 masyarakat di Prambanan, Selasa siang (14/12). Meski mendukung,  keraton tidak terlibat dalam deklarasi tersebut.

Menurut Pengageng Sasana Wilapa Keraton Kasunanan Surakarta, GRAy Koes Murtiyah, kegiatan tersebut digagas para abdi dalem di Keraton Kasunanan yang dipimpin oleh KRT Supo Hadinagoro. Dia merupakan koordinator abdi dalem di keratoin. "Kami telah mendengar rencana itu, tapi belum sempat diajak bicara," kata Murtiyah.

Murtiyah mengatakan keraton sangat mendukung gagasan tersebut. Menurutnya, Surakarta memang pernah memiliki status sebagai Daerah Istimewa Surakarta pada awal masa kemerdekaannya. Dia menjelaskan antara Surakarta dengan Yogyakarta memiliki kesamaan, yaitu negara berdaulat yang akhirnya mengikatkan diri pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hanya saja, status tersebut kemudian dicabut oleh Presiden Soekarno, yang memerintah pada masa itu.

Legislator dari Partai Demokrat tersebut mengaku saat ini tengah berjuang untuk mengembalikan status Daerah Istimewa Surakarta di Komisi II DPR RI. "Bahkan saat ini telah terbentuk panitia pengembalian status Daerah Istimewa Surakarta di komisi II," kata Murtiyah. Seminar mengenai pengembalian status tersebut juga telah beberapa kali digelar.

Menurut adik Paku Buwana XIII Hangabehi tersebut, saat ini terdapat 55 ribu abdi dalem yang tersebar di berbagai daerah di Surakarta. Paling banyak berada di Klaten yang jumlahnya mencapai 27 ribu. "Makanya, kegiatan itu justru dilakukan di Klaten," kata Murtiyah yang akrab dipanggil Gusti Moeng itu.

AHMAD RAFIQ 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

18 hari lalu

Prajurit Bregada berjaga saat Nyepi di Candi Prambanan Yogyakarta Senin, 11 Maret 2023. Tempo/Pribadi Wicaksono
Nyepi Di Candi Prambanan, Polisi Berkuda Patroli dan Tiga Akses Masuk Dijaga Bregada

Kawasan Candi Prambanan Yogyakarta tampak ditutup dari kunjungan wisata pada perayaan Hari Raya Nyepi 1946, Senin 11 Maret 2024.


Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

44 hari lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X saat deklarasi damai Pemilu 2024 di Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Sultan HB X Beri Pesan Untuk Capres Pasca-Coblosan: Semua Perbedaan dan Gesekan Juga Harus Selesai

Sultan HB X seusai mencoblos hari ini memberikan pesan agar usai Pemilu, semua permasalahan, perbedaan antarcapres selesai.


Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

9 Januari 2024

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
Tahun Ini Usia Cirebon Lebih Muda, Apa Sebabnya?

Melalui hasil rapat panitia khusus disepakati ulang tahun Cirebon jatuh pada 1 Muharram 849 Hijriah


3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

2 November 2023

Ruang pertemuan di bangunan utama Keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat. Tempo/Francisca Christy Rosana
3 Keraton di Cirebon Ini, Masukkan dalam Daftar Kunjungan Wisata Sejarah

Cirebon punya berbagai destinasi wisata sejarah yang patut dikunjungi, di antaranya 3 Keraton, yakni Keraton Kasepuhan Cirebon, Kanoman, Kacirebonan.


Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

20 September 2023

Sejumlah warga melintas di depan  Keraton Surakarta. Foto diambil beberapa waktu lalu. Foto: TEMPO | SEPTHIA RYANTHIE.
Keraton-Keraton di Indonesia Potensial Jadi Bagian dari Wellness Tourism

Tanri Abeng menggelar talkshow yang membahas tentang wellness tourism dikaitkan dengan keberadaan 56 keraton di Indonesia.


UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

19 September 2023

Sumbu Filosofi Yogyakarta. Foto:  kebudayaan.kemdikbud.go.id.
UNESCO Tetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai Warisan Dunia, Panggung-Kraton-Tugu

UNESCO menetapkan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan dunia dari Indonesia pada Sidang ke-45 Komite Warisan Dunia atau World Heritage.


Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

29 April 2023

Patung dua harimau dan meriam di depan bangunan Jinem Pangrawit  Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, (4/1). TEMPO/Rully Kesuma
Destinasi Wisata 3 Keraton di Cirebon: Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan

Di Cirebon, terdapat 3 keraton yang memiliki sejarah yang unik, yakni Keraton Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan. Ini destinasi wisata di Cirebon.


Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

28 Desember 2022

Keraton Solo. ANTARA/Aris Wasita
Catatan Peristiwa Memanas Keraton Surakarta dalam Kaleidoskop 2022

Peristiwa konflik internal Keraton Surakarta yang memanas mewarnai pemberitaan media massa menjelang akhir tahun 2022


Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

15 Oktober 2022

Pedagang batik di Pasar Beringharjo, Yogyakarta bersyukur kunjungan wisatawan mulai pulih dan menggerakkan roda perekonomian mereka. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Tiga Penjual Batik di Yogyakarta

Jika Anda ingin mencari kain batik dengan corak gaya modern, maka sangat direkomendasikan untuk pergi berbelanja di Batik Rumah Suryowijayan.


Mengenal Perbedaan Batik Pedalaman dan Pesisir

15 Oktober 2022

-Pengrajin menjemur batik Madura yang baru dicuci di kampung batik Tanjung Bumi,  Bangkalan, Madura.  Batik Bangkalan memiliki ciri khusus  yaitu adanya motif  warna merah yang sangat mewakili karakter penduduk pesisir. Tempo/Rully Kesuma
Mengenal Perbedaan Batik Pedalaman dan Pesisir

Batik pesisiran banyak disenangi karena visualnya yang lebih beragam dengan perpaduan warna yang lebih cerah dibandingkan jenis batik pedalaman.