Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Mediasi yang dilakukan Dewan Pers terhadap kubu Aburizal Bakrie dengan lima media massa, Jumat (3/12/2010) siang, belum menemukan kesepakatan. "Masih ada perbedaan presepsi dan penafsiran tentag berita-berita yang diadukan," kata Agus Sudibyo, Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers dalam keterangan di Dewan Pers, Jumat (3/12).
Pengaduan Aburizal --yang akrab disapa Ical-- ke Dewan Pers terkait soal Ical yang diberitakan bertemu dengan tersangka kasus mafia pajak Gayus Tambunan yang disebut bertemu di Bali. Dengan penggunaan kalimat "bertemu" tanpa kata "diduga" dianggap kubu Ical telah merugikan citranya sebagai figur publik. Aburizal pun mengadukan Liputan 6 SCTV, Metro TV, Media Indonesia, Kompas dan detikcom ke Dewan Pers.
Diakui Agus, kasus Ical dengan media ternyata tak cukup sekali pertemuan. Tapi, Ia menambahkan, sudah ada komitmen dari pihak yang bersengketa untuk menggunakan Dewan Pers sebagai tempat mediasi.
Meski belum ada satu kesamaan pandangan, tapi hari ini muncul usulan untuk memberikan kesempatan kepada Ical menjelaskan duduk masalah kejadian di Bali dalam lima media tersebut. "Sudah ada dua media yang setuju dengan itu," kata Agus. Sementara sisanya masih mempertimbangkan pilihan tersebut.
Aji Wijaya, kuasa Hukum Ical mengatakan, pihaknya tetap membuka diri meski belum ada kesepakatan. Kalaupun nanti belum ada kesepakatan yang dicapai, kubu Ical akan menyerahkan keputusan kepada Dewan Pers. "Akan kami ikuti rekomendasi dan penilaian Dewan Pers," ujar Aji.
Wakil Pimpinan Redaksi Detikcom Didik Supriyanto mengatakan, Ia sudah menjelaskan tujuan pemberitaan mereka tentang kejadian di Bali. "Saya kira satu kali pertemuan belum selesai. Insyaallah kalau bertemu lagi ada jalan keluar," ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Menurut Didik, masing-masing media ini mempunyai masalah yang "berbeda" dengan Ical. Bagi Detikcom, Ia menyakini, penyelesaiannya tak akan lama."Firasat saya, satu kali pertemuan selesai," kata Didik.
Dianing Sari
Iklan
