Kereta api yang baru masuk di Stasiun Bojonegoro yaitu kereta api ekonomi Kartajaya yang jadwal kedatangannya pukul 03.00 WIB, baru sampai pukul 14.45 waktu setempat. Sedangkan kereta yang belum masuk di Stasiun Bojonegoro, yaitu kereta api eksekutif Argo Bromo, Sembrani dan Gumarang yang kini posisinya masih berada di Semarang—sekitar 180 kilometer dari Bojonegoro.
Kereta api Kertajaya bisa datang lebih dahulu karena, sempat mutar atau pindah jalur dari utara ke selatan. Jalur yang ditempuh yaitu dari Cirebon lalu menuju ke Purwokerto-Kroya-Yogyakarta-Solo dan kemudian berputar menuju ke Gambringan (sebelah timur) Semarang untuk kemudian ke Cepu-Bojonegoro-Lamongan dan Surabaya.
Menurut Kepala Stasiun Kereta Api Bojonegoro Murman, meski kedatangan kereta terlambat, tetapi jalur utara sudah dalam keadaan normal. Sebab, banjir yang terjadi di Mangkang, Semarang Barat, juga sudah terkendali sehingga jalur kereta api sudah bisa terlewati, baik yang berasal dari Surabaya maupun dari Jakarta.
Menurut dia, yang dilakukan sekarang ini yaitu mengatur jadwal keberangkatan dan dan kedatangan kereta api dari Jakarta maupun dari Surabaya. Dia menyebutkan, kemungkinan ada penumpukan kereta api di antara stasiun Bojonegoro-Cepu dan Randublatung. Karena, kereta api dari Jakarta terlambat. Sementara, kereta api dari Surabaya baru berangkat. “Tetapi, sudah kita atur itu,” ujar Murman kepada Tempo, Rabu (10/11).
Terhambatnya kereta api itu membuat penumpang protes. Fauzi, penumpang kereta Gumarang, misalnya. Pria asal Lamongan, Jawa Timur, ini mengemukakan kereta api yang ditumpanginya berangkat dari Stasiun Gambir Jakarta pada Selasa (9/11) pukul 18.00 WIB. Seharusnya, kereta api sudah sampai di Lamongan pukul 08.30 waktu setempat. Tetapi, pada Rabu pagi, kereta baru sampai di Indramayu. “Ini parah. Terus kapan sampai di Lamongan,” ujarnya kepada Tempo.
Sujatmiko