TEMPO Interaktif, Kupang - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mendukung program sehari tanpa nasi atau one day no rice yang akan dicanangkan pemerintah pusat tahun ini.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, mengatakan rencana pencanangan program sehari tanpa nasi bagi pemerintah dan masyarakat NTT bukan hal yang baru, karena NTT sudah melakukannya.
“Sejak tahun 2008, kita sudah kampanyekan pangan lokal, jadi kalau ada niat pemerintah mencanangkan program sehari tanpa nasi kita mendukung," kata Gubernur seusai memperingati Hari Pangan se-Dunia ke-30 di Kupang, Jumat (15/10).
Gubernur mengaku telah mengeluarkan peraturan tentang diversifikasi pangan yang menetapkan satu hari dalam seminggu, masyarakat wajib mengkonsumsi pangan lokal. Hal itu guna mendorong masyarakat tidak bergantung sepenuhnya terhadap beras, sekaligus mencegah masalah kekurangan pangan beras di daerah.
“Saya sudah keluarkan peraturan, setiap hari Kamis masyarakat harus mengkonsumsi pangan lokal, seperti jagung untuk menggantikan beras," katanya.
Upaya pemerintah mencanangkan sehari tanpa beras, menurut dia, sangat positifnya, tidak saja pada masalah penghematan pangan beras, tapi akan memberikan nilai tambah bagi para petani. "Dengan pencanangan ini, maka Indonesia bisa menghemat ribuan ton beras," katanya.
Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi mengatakan, pemerintah akan mencanangkan program Sehari Tanpa Nasi atau One Day No Rice untuk mengurangi konsumsi beras. Dengan program ini diharapkan konsumsi beras masyarakat Indonesia yang saat ini mencapai 139 kilogram per kapita per tahun, atau terbesar di dunia dapat dihemat sebanyak 1,2 juta ton.
YOHANES SEO