TEMPO Interaktif, Jakarta - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mencatat, 83 persen wilayah Indonesia rawan bencana. Dalam sepuluh tahun terakhir, ada lebih dari enam ribu bencana terjadi di Indonesia.
“Mestinya ini menjadi dasar, bagaimana pemerintah meninjau ulang pola dan konsep pembangunan,"kata Direktur Eksekutif Walhi Berry Nahdian Forkan dalam Diskusi “Bencana Alam Mengancam” di Warung Daun, hari ini (9/10).
Menurut Berry, seharusnya karakteristik kondisi wilayah, daya dukung, dan daya tampung, dikaji kembali. Contohnya, di Jakarta, sejak Januari hingga September 2010, terjadi 23 kali bencana banjir. Artinya dalam sebulan ada lebih dari sekali banjir di ibukota. Ini harus jadi pelajaran agar tidak terjadi bencana serupa di daerah lain. "Harus ada early warning system (sistem peringatan dini),” katanya.
Kepala Konsorsium Pengurangan Risiko Bencana Dadang Sudardja menambahkan, dari seluruh provinsi di Indonesia, hanya 16 yang sudah memiliki Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Sedangkan dari 500 kabupaten, baru 21 yang ber-BNPB. “Itu bisa dilihat dari respon terhadap bencana yang lebih cepat justru dari masyarakat sipil, bukan pemerintah,” ujarnya.
Staf Khusus Presiden Bidang Otonomi Daerah Velix Wanggai mengklaim dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah (RPJM) lima tahun mendatang, pemerintah sudah memiliki program pencegahan bencana. "Itu terbukti, bahwa pemerintah menyadari pentingnya policy planning daerah rawan bencana di Indonesia," katanya.
Baca Juga:
Isma Savitri