TEMPO Interaktif, Garut - Setelah lebaran, sampah di Kabupaten Garut meningkat 30 persen setiap harinya. Akibatnya beberapa tempat pembuangan sampah terlihat sampah masih menumpuk. “Kebanyakan sampah rumah tangga,” ujar Kepala Bidang Kebersihan Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Cipta Karya, Kabupaten Garut, Iwan Trisnadiwan, di ruang kerjanya, Selasa (21/9).
Menurut Iwan, pada hari biasa jumlah sampah yang dibuang oleh masyarakat hanya sebanyak 950 meter kubik. Puncak penumpukan sampah terjadi dari H+1 sampai H+7 lebaran. Kawasan yang mengalami peningkatan volume sampah cukup drastis diantaranya di Cipanas, Situ Bagendit, areal Alun-alun Garut, Jalan Merdeka dan ruas jalan Tarogong, di sepanjang kawasan toko penjual oleh-oleh makanan khas Garut.
Peningkatan volume sampah rumah tangga ini dipengaruhi akibat bertambahnya jumlah penduduk Garut pada saat musim mudik-balik Lebaran lalu. Selain itu, objek wisata juga banyak dipadati oleh pengunjung. “Sampah yang menumpuk itu sisa dari kegiatan silaturahmi dan wisatawan,” ujarnya.
Meski terjadi penambahan, namun tempat pembuangan akhir (TPA) Pasir Bajing yang memiliki luas sekitar 8,8 hektar masih mampu untuk menampungnya. Bahkan untuk mengurangi tumpukan sampah di tempat pembuangan sementara, petugas kebersihan terpaksa harus bekerja ekstra.
Selain itu, pengolahan sampah juga terus dilakukan di TPA untuk mengurangi penumpukan. Diantaranya diolah untuk dijadikan pupuk organik. “Sekarang penumpukannya sudah mulai berkurang, jadwal pengangkutan sampah kita tambah terus untuk mengangkut sampat di pembuangan sementara,” uarnya.
SIGIT ZULMUNIR