TEMPO Interaktif, Palembang - Kematian wartawan Sriwijaya Post, Asep Pajario, 40 tahun, masih meninggalkan misteri dan spekulasi. Dari hasil otopsi sementara Asep diduga telah meninggal sejak tiga hari lalu. Ini dilihat dari kondisi mayat yang sudah membengkak dan menghitam.
Sebelum meninggal, tiga hari lalu Asep menulis status di Facebooknya ”ternyata kamu itu jahanam... Dasar tak tahu diri sudah dibantu e malah menikam pula...”. Sebelumnya Asep juga menulis ...ternyata kamu jahanam.
Menurut Apdan, 57 tahun, kakak ipar korban, dirinya tidak mengetahui apakah adiknya punya masalah atau tidak. ”Yang jelas, almarhum tidak punya musuh atau dia juga tidak cerita apakah ada persoalan dengan seseorang atau tidak,” katanya, Jumat (17/9), di kamar mayat Rumah Sakit Muhamad Husein.
Apdan mengaku terakhir kontak dengan adik iparnya sehari sebelum Lebaran. Asep pamitan untuk pulang ke rumah orang tuanya di Pagar Gunung. Setelah itu ada kontak setelah sampai mengabarkan dia sudah ada di rumah.
”Setelah itu tidak ada kontak lagi,” katanya. Ibu mertuanya baru memberi tahu jika Asep sulit dihubungi dan meminta dia mengecek di rumahnya atau tanya ke kantor kenapa sudah beberapa hari hilang kontak dengan Asep.
Hal senada juga disampaikan redaktur pelaksana, Weny Ramdiastuti, bahwa dirinya tidak melihat sesuatu yang aneh pada diri korban. ”Orang periang dan rame,” katanya.
Saat ini korban masih dalam rangka cuti habis Lebaran. Terakhir korban masuk kantor tanggal 8 September 2010 sebelum Lebaran. Dia juga tidak sedang menggarap berita-berita khusus. Sebelumnya Asep bertugas di desk ekonomi dan terakhir di desk Pemerintah Kota Palembang.
Diakui Weny, jika status di Facebook Asep sepertinya sedang ada masalah. Ini dilihat dari statusnya, namun dia tidak mau menduga-duga. ”Seperti luapan kekesalan kepada seseorang,” katanya.
Kematian Asep masih meninggalkan misteri karena ada beberapa barang yang hilang. Asep tinggal sendirian di rumah di Citra Dago.
Hasil sementara otopsi belum menemukan penyebab kematian yang sebenarnya. Rumah sakit hanya menyebutkan limpa korban pecah dan tidak ditemukan unsur kekerasan pada tubuh korban yang sudah membusuk dan membengkak. ”Hasil lengkapnya dua-tiga hari,” kata dr Binsar Silalahi, ahli forensik rumah sakit Muhamad Husein.
Sementara itu ucapan berduka terus mengalir di Facebook dan temen-temen jurnalis di Kota Palembang.
Keluarga dan Sripo tidak mau berspekulasi atas kematian Asep, mereka menunggu hasil penyelidikan pihak Kepolisian.
”Kami berharap, penyebab kematian kawan kami bisa diungkap dengan jelas dan terang, biar tidak menduga-duga,” kata Ida, wartawan di Palembang.
ARIF ARDIANSYAH