"Saya tidak mampu bayar biaya persalinan. Saya juga tidak punya kartu jaminan," kata sang ibu, Sakdiyah, 26 tahun.
Bayi laki-laki dengan berat 2,9 kilogram anak pasangan Sakdiyah dan Rohman itu berada di Rumah Sakit Pamekasan sejak dilahirkan Ahad pekan lalu lewat operasi caesar.
Menurut Sakdiyah, dokter sudah mengizinkan ia dan bayinya pulang ke rumahnya di Desa Campor, Kabupaten Pamekasan, Kamis lalu. Namun, karena tak sanggup membayar biaya operasi caesar Rp 8 juta, perempuan yang bekerja sebagai petani itu tidak diperbolehkan pulang sebelum semua biaya dilunasi. "Kami mau dapat dari mana uang sebanyak itu," ujar Sakdiyah.
Dia mengatakan suami dan anggota keluarganya sudah berupaya membuat surat keterangan tidak mampu. Namun pembuatan surat tersebut ditolak karena alamat rujukan pasien berasal dari Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, bukan berasal dari Desa Campor, Pamekasan.
Perbedaan alamat itu, kata Sakdiyah, terjadi karena sebelum melahirkan, dia berkunjung ke rumah keluarganya di daerah Blega. Saat itulah Sakdiyah merasakan mual hendak melahirkan dan langsung dibawa ke Puskesmas Blega. Tapi, karena puskesmas setempat kekurangan peralatan, dia dirujuk ke Rumah Sakit Pamekasan.
Pelaksana tugas Direktur Rumah Sakit Daerah Pamekasan, dokter Iri Agus Subaidi, saat dimintai konfirmasi berjanji mencari solusi atas kesulitan yang dialami keluarga Sakdiyah. "Besok kami akan mencari solusi dari permasalahan ini," katanya.
MUSTHOFA BISRI