TEMPO Interaktif, Bandar Lampung - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung mengimbau seluruh perusahaan pemasok dan penggemukan sapi impor memprioritaskan pemenuhan kebutuhan daging sapi di Lampung.
Pemerintah mengklaim seharusnya tidak terjadi kelangkaan daging sapi karena jumlah pasokan lebih dari cukup. “Stok sapi seharusnya lebih dari cukup dan tidak mungkin terjadi kelangkaan seperti saat ini,” kata Nurcahyo Saksono, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lampung, Rabu (04/08).
Menurut dia, sapi impor itu kemudian dijual kembali ke luar Lampung, seperti Aceh, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Sumatera Selatan, dan Pulau Jawa. Semestinya, kata dia, perusahaan itu lebih mengutamakan pasar dalam Provinsi Lampung.
Nurcahyo mengatakan sebenarnya impor sapi tidak dihentikan total, tetap ada pembatasan untuk melindungi industri peternakan dalam negeri. Perusahaan peternakan dan penggemukan sapi di Indonesia diarahkan untuk menggemukan sapi lokal.
“Tapi, perusahaan ternak lebih suka mendatangkan sapi dari negara lain dibanding membeli sapi lokal untuk digemukkan. Perilaku itu yang sedang diubah,” katanya.
Populasi sapi di Lampung, kata Nurcahyo, mencapai 440 ribu ekor per tahun dan 200 ribu ekor di antaranya merupakan sapi impor. Sapi itu impor itu didatangkan oleh sejumah perusahaan penggemukan sapi yang hampir semuanya berpusat di Jakarta. “Kebutuhan sapi warga Lampung hanya 26 ribu ekor per tahun. Jadi semestinya masih melimpah,” katanya.
Sementara itu hingga hari ini seluruh pedagang daging sapi di Bandar Lampung masih mogok. Aksi mogok itu sebagai protes kelangkaan pasokan dan meroketnya harga daging sapi. “Kami akan mogok berjualan hingga ada kepastian pasokan dan harga,” kata Rusdi Lamri, Wakil Ketua Persatuan Pedagang Daging Kota Bandar Lampung.
Saat ini harga daging sapi mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Harga setinggi itu karena pedagang membeli dari pemasok diperkirakan seharga Rp 68 ribu per kilogram. “Jika hitung-hitungan meleset sedikit, pedagang sangat merugi. Kenaikan juga sudah tidak wajar karena terjadi hampir tiap hari,” katanya.
NUROCHMAN ARRAZIE