TEMPO Interaktif, Jakarta - Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri meminta masyarakat dan media massa tidak menuduh aksi penganiayaan peneliti Indonesia Corruption Watch Tama Satrya Langkun dilakukan oleh polisi. "Tidak ada, Jangan menuduh dulu," kata Bambang usai rapat kabinet di Kantor Presiden, Kamis (8/7).
Tama adalah Ketua Divisi Investigasi ICW yang aktif melakukan penelusuran kasus rekening gendut perwira tinggi polisi. Dini hari tadi, Tama dikeroyok empat orang tidak dikenal dan dibacok di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Baca Juga:
Selain aktif menelusuri rekening gendut sejumlah perwira tinggi polisi, Tama juga aktif bertemu sejumlah institusi penegakan hukum agar temuan ICW itu dibawa ke jalur hukum. Terakhir, temuan ICW juga ditelusuri oleh tim dari Majalah Tempo.
Bahkan, Majalah Tempo telah menurunkan hasil penelusuran sendiri soal rekening dan kekayaan sejumlah perwira tinggi polisi. Kepolisian sempat gerah dengan edisi Majalah Tempo soal rekening gendut. Polisi bahkan sempat gerah dengan cover Majalah Tempo yang memuat ulasan rekening gendut kepolisian.
Sejumlah pihak menuding, penganiayaan Tama terkait dengan insiden teror bom molotov yang dilayangkan di kantor Majalah Tempo, Selasa (6/6). Sementara kasus sengketa hukum antara Polisi dan Tempo, telah diselesaikan dalam pertemuan di Dewan Pers hari ini.
Kapolri mengaku, sangat keberatan jika media massa, mengkaitkan kasus penganiayaan Tama dengan institusinya. Ia menolak, jika polisi disebut terlibat di dalamnya. Ia minta wartawan tidak langsung menulis dan menuduh polisi terlibat di dalamnya.
"Tolong jangan langsung tulis tuduh polisi. Kita tidak ada masalah dengan teman-teman tempo dan ICW semua sudah selesai," kata Bambang. " Kami tidak pernah memerintahkan anak buah kita seperti itu" ujarnya lagi.
Bambang mengaku telah memerintahkan kepada Kepolisian Metro Jaya untuk melakukan penyelidikan. Kepolisian, kata dia, sedang meminta keterangan saksi dan mencari petunjuk lainnya. "Ini suatu perbuatan yang tidak terpuji, insya allah sampai bisa kita ungkap," ujarnya.
EKO ARI WIBOWO