TEMPO Interaktif, Kupang - Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya membantah terlibat dalam mafia proyek di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Johanis Kupang yang dilaporkan sejumlah pengusaha.
"Bagaimana saya bisa terlibat, kalau panitia tendernya saja saya tidak tahu," kata Gubernur Lebu Raya di Kupang, Senin (28/6) terkait dugaan keterlibatannya sebagai mafia proyek di NTT.
Dugaan keterlibatan Gubernur dalam mafia proyek diungkap panitia tender pengadaan barang dan jasa di Rumah Sakit Umum Daerah Kupang, Aris Mandala. Aris mengaku memenangkan rekanan tertentu karena tekanan dari Gubernur NTT melalui saudara kandungnya, Sally Tokan.
Menurut Lebu Raya, masih banyak hal lebih besar yang harus diselesaikan, bukan hanya mengurus proyek kecil di Rumah Sakit Umum Daerah Johanis Kupang. "Saya masih banyak pekerjaan besar, yang harus diselesaikan," katanya.
Gubernur juga mengaku tidak mengenal ketua panitia tender, Aris Mandala. "Siapa panitia tender saya tidak tahu," katanya berlalu meninggalkan wartawan.
Sejumlah sejumlah pengusaha di Kupang belum lama ini mendatangi kantor Gubernur NTT meminta penjelasan gubernur terkait pernyataan panitia tender bahwa ia ditekan oleh Gubernur melalui saudara kandungnya untuk memenangkan rekanan tersentu.
Direktur CV. Enkurio Indah, Karel Yani Mboeik, mengatakan sejumlah pengusaha telah meminta wakil gubernur untuk mengklarifikasi dugaan tersebut dengan menghadirkan ketua panitia tender dan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Johanis Kupang, Alfons Anapaku.
Namun, wakil gubernur tidak mampu menghadirkan keduanya, sehingga kuat dugaan gubernur terlibat dalam mafia proyek di NTT. “Kelas seorang Gubernur, ingin dapat proyek yang kecil-kecil juga. Dari proyek yang kecil sampai yang besar Gubernur sikat semua,” katanya.
YOHANES SEO