TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Muhammadiyah akan memperluas pendampingannya terhadap masyarakat marginal dengan merangkul kaum buruh dan penyandang cacat.
Pendampingan tersebut dilakukan setelah sebelumnya melakukan pendampingan terhadap kelompok petani dan nelayan di 70 kabupaten/kota di Indonesia. Rencananya, usulan tersebut akan digulirkan dalam acara Temu Tani dan Nelayan Nasional terkait peringatan Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta pada 3-7 Juli 2010.
“Karena jumlah petani dan nelayan mencapai 60 persen dari masyarakat di Indonesia, jadi bertahap,” kata Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah Said Tuhuleley di gedung PP Muhammadiyah di Yogyakarta, Senin (28/6).
Selain itu, lanjut Said, untuk melakukan pembinaan terhadap kaum penyandang cacat diperlukan keahlian khusus. “Jadi Muhammadiyah tidak hanya mengurusi masalah pendidikan dan rumah sakit saja, tapi juga kaum marginal,” kata Said.
Sementara itu, terhadap masyarakat petani dan nelayan yang sudah diberdayakan, Muhammadiyah akan melakukan tahapan selanjutnya, yakni perluasan pembinaan. Artinya, pemberdayaan petani dan nelayan akan diperluas lebih dari 70 kabupaten/kota.
“Karena tujuannya adalah meningkatkan pendapatan petani dan nelayan dengan peningkatan kualitas ternak dan produk pertaniannya,” kata konsultan peternakan Majelis Pemberdayaan Masyarakat PP Muhammadiyah Ali Agus.
Langkah itu seperti bagaimana mengoptimalkan kotoran ternak untuk pengganti pupuk kimia tanaman pertanian yang relatif mahal. Juga mengoptimalkan sisa-sisa tanaman pertanian untuk pakan ternak.
PITO AGUSTIN RUDIANA