Disinyalir melonjaknya kebutuhan akan bahan bakar pada masa kampanye pemilukada serentak dimanfaatkan spekulan untuk menimbun BBM.
Melihat kondisi saat ini Wira Penjualan Depo Pertamina Pulau Baai Bengkulu, Dhamba saat dikonfirmasi, Kamis (24/6) mengatakan, stok BBM di pertamina mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Bengkulu selama sepuluh hari.
"Jika ada kelangkaan BBM, sehingga melonjaknya harga di tingkat pengecer hingga Rp 17.000 disinyalir ada oknum yang menimbun BBM," katanya.
Sementara itu kebutuhan BBM yang disalurkan pertamina setiap harinya, Premium 480 Kiloliter (KL), Solar 200 KL dan Minyak Tanah 140 KL. Sejauh ini kebutuhan tersebut mencukupi, dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, jika masa kampanye ada lonjakan kebutuhan menurut Dhamba tidak akan berpengaruh terlalu signifikan.
Dikatakan Dhamba sejauh ini pihaknya telah memperingati pihak SPBU agar tidak menjual BBM kepada pengecer. Hanya saja para spekulan ini menggunakan angkot dan motor besar untuk membeli BBM, kemudian disimpan dan dijual kembali dengan harga yang tinggi.
"Menggunakan angkot, para spekulan berulang kali membeli BBM, pihak SPBU tidak dapat dipersalahkan, karena sesuai aturan SPBU berkewajiban melayani para pembeli yang menggunakan kendaraan bermotor," jelas Dhamba.
Maka itu berdasarkan rapat dengan disperindag kemarin, Pertamina bekerjasama dengan pihak kepolisian akan menertibkan para penjualan eceran yang ada di sekitar SPBU.
Para pengecer ini nantinya akan dikenai pasal UU No 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan gas bumi. Karena yang berhak menjual BBM dalam peraturan perundangan tersebut adalah SPBU, sementara pengecer dikenai pasal penimbunan BBM.
PHESI ESTER JULIKAWATI