TEMPO Interaktif, Subang - Rencana pemotongan gaji ke 13 yang akan dilakukan Pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia daerah Subang, Jawa Barat meresahkan para guru di sana.
Wahyu, salah seorang guru di Kecamatan Blanakan, saat dihubungi Tempo, Selasa (22/6), mengatakan, sosialisasi mengenai hal itu sudah dilakukan. "Besarnya pungutan Rp 110 ribu," kata Wahyu. Rencananya, Rp 100 ribu digunakan untuk membeli saham bank guru dan Rp 10 ribu untuk iuran pembangunan gedung PGRI Jawa Barat.
Wahyu dan kalangan guru mengaku bingung, karena selama ini, tidak pernah ada bank milik pemerintah atau pun swasta yang bertitel Bank Guru. "Jadi, sebetulnya duit itu akan digunakan untuk apa?" timpal Eman, guru di Kecamatan Pabuaran.
Anehnya, para guru di Kabupaten Purwakarta, kabupaten tetangga Subang, mengaku tak mendengar adanya informasi apalagi sosialisasi ihwal rencana pemotongan gaji ke 13 oleh pengurus PGRI tersebut. "Nggak pernah ada informasi seperti itu," kata Suharto, guru di kota Purwakarta.
Dedi Effendi, Ketua PGRI Kabupaten Purwakarta, juga mengaku heran soal rencana pemotongan dana gaji ke 13 tersebut. "Kalau pun ada rencana pemotongan itu, pasti kami tolak," kata Dedi. "Sebab, itu berdampak negatif terhadap PGRI," tutur Dedi.
Asep Sutarja, Ketua PGRI Kabupaten Subang, mengiyakan soal adanya rencana pemungutan gaji ke 13 sebesar Rp.110 ribu itu. "Perinciannya, Rp.100 ribu buat pendirian Bank guru dan Rp 10 ribu lagi buat membangun gedung PGRI pusat," kata Asep.
Menurut Asep, rencana pemotongan gaji ke 13 kalangan guru di Subang tersebut sesuai dengan kebijakan dan program PGRI secara nasional.
NANANG SUTISNA