Seperti diketahui, Senin (31/5), kapal Laut Mavi Marmara yang membawa rombongan relawan kemanusiaan itu diserang tentara Israel di kilometer 62 lepas laut Gaza. Ada 12 warga Indonesia di kapal itu, termasuk diantaranya tim Mer-C. .
Presidium Mer-C Indonesia Joserizal Jurnalis mengatakan, doa bersama adalah inisiatif para relawan. Sepanjang hari ini, kata Jose, mereka memantau kabar nasib kolega mereka. Pantauan dilakukan baik melalui televisi internasional seperti Al Jazeera, maupun jalur resmi KBRI. “jumlah korban belum diketahui pasti karena kami lost kontak” kata Jose.
Jose mengaku menerima kontak terakhir mereka, Senin (31/5) dini hari. Ketua rombongan Mer-C, Nur Fitri mengabarkan kalau kondisi mereka cukup baik. “Setelah itu mereka memasuki jalur militer Israel. Kami lost kontak” ujarnya.
WDA