Dukungan itu disampaikan ketika membuka catatannya tentang buruknya sistem transportasi untuk kepentingan suplai dan logistik di tanah air. Presiden mengungkapkan, biaya operasional truk di Indonesia yang US$ 0,34 per kilometer termahal di Asia yang rata-rata US$ 0,22 per kilometer. Ongkos itu belum memperhitungkan daerah seperti Maluku dan Papua yang masih sulit diakses.
"Kalau ongkosnya begini, harga akhir yang dibeli rakyat pasti mahal," kata dia sambil menambahkan, “Mari cari jalan keluar.”
Presiden menunjuk menteri tekait dan DPR yang mencari jalan itu. "Coba rumuskan cara yang cespleng agar ongkos angkutan betul-betul bisa turun," kata Presiden.
Saat itulah Presiden mengatakan kalau pembangunan infrastruktur dan sistem transportasi yang memadai mendukung penyiapan ketahanan pangan seperti di Papua yang dinilainya sangat berpotensi untuk pengembangan ladang tebu, padi, dan sawit Kalau sistem terintegrasi bisa laksanakan, dia mengatakan, peluang membuka food estate di sejumlah daerah bisa terbuka lebar.
Dalam konferensi ini pula Presiden berharap produksi beras pada 2014 meningkat menjadi 76 juta ton dengan perkiraan pertumbuhan 3,22 persen. Produksi jagung pada 2014 mencapai 29 juta ton dengan pertumbuhan 10,2 persen, kedelai 2,7 juta ton dengan pertumbuhan 20 persen, gula 5,7 juta ton dengan pertumbuhan 17,63 persen, dan daging sapi 0,41 juta ton dengan pertumbuhan 7,3 persen.
EKO ARI WIBOWO