TEMPO Interaktif, Kupang - DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta pemerintah daerah agar mengandeng media asing untuk kampanye 'vote' Komodo agar masuk dalam tujuh keajaiban dunia.
Terlibatnya media asing itu untuk mempopulerkan komodo ke seluruh dunia, karena tidak seluruh warga dunia mengenal komodo.
"Kalau hanya teriak dalam negeri, orang asing mengira komodo itu sama dengan cicak,” kata Ketua DPRD NTT, Ibrahim Agustinus Medah di Kupang, Kamis (14/4). Menurut dia, posisi komodo sebagai calon tujuh keajaiban dunia sampai April 2010, berada pada urutan ke-14. Karena itu, kampanye 'vote' komodo perlu didukung untuk menaikan peringkat komodo. "Langkah itu harus dilakukan pemerintah sebagai daerah asal komodo," kata Ibrahim. .
Ibrahim menyatakan kekuatirannya jika kampanye hanya dilakukan di dalam negeri. Di NTT saja, kampanye yang dilakukan pemerintah tidak terlalu serius, karena hanya berupa himbauan yang ditempel di berbagai ruas jalan dan kantor penjualan tiket pesawat. "Langkah itu tidak terlalu efektif," katanya.
Pemerintah harus berani mengeluarkan anggaran besar untuk memanfaatkan media internasional untuk promosi komodo. "Pemerintah pusat dan daerah tidak bisa berbuat apa-apa, jika masyarakat internasional tidak mengetahui tentang Komodo itu," ujarnya.
Promosi yang sama seharusnya juga dilakukan kedutaan besar Indonesia yang tersebar di beberapa negara. Promosi komodo bisa berupa rekaman yang disimpan di cakram padat kemudian diputar di kantor kedutaan.
Gubernur NTT, Frans Lebu Raya sudah mengeluarkan himbauan kepada seluruh rakyat termasuk para bupati guna mendukung komodo menjadi tujuh keajaiban dunia dengan memberikan 'vote' di www.new7wonder.com.
YOHANES SEO