Menurut soekarwo, terjadi problem mendasar di pelabuhan Tanjung Perak. Masa yang dibutuhkan untuk loading bongkar muat kapal menjadi lebih lama sekitar lima hari. Padahal sesuai standar international proses bongkar muat maksimal hanya dua hari.
Kondisi ini dikawatirkan akan memperburuk citra Jawa Timur yang bisa menghambat laju investasi masuk ke Jawa Timur. Untuk mengatasi masalah tersebut Pemerintah Provinsi Jawa Timur berencana memperluas pelabuhan dengan memperdalam dan memperlebar APBS.
Posisi pipa milik Kodeco yang melintang dari pulau Madura ke Gresik menghambat rencana tersebut. Bahkan pipa tersebut sangat menggangu alur pelayaran. Sejak dipasang sekitar dua tahun lalu, letak pipa Kodeco yang berada di APBS memang langsung diprotes banyak pihak.
Kawasan letak pipa Kodeko merupakan alur pelayaran yang setiap hari dilalui sekitar 150 kapal barang maupun kapal penumpang berskekala besar yang akan keluar maupun masuk pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. ”Solusinya Kodeko harus segera memperdalam letak pipanya,” ujar Soekarwo pula. Soekarwo memahami tidak mungkin memindahkan lokasi pipa karena membutuhkan biaya yang lebih besar.
Kalau tidak segera diperdalam Soekarwo mengkawatirkan terjadi ledakan karena pipa bergesekan dengan badan kapal. Apalagi di dasar APBS juga tertanam kabel listrik untuk memenuhi kebutuhan Madura.
Manager Produksi Lapangan Kodeco Johny Pasaribu menjelaskan, sesuai hasil pertemuan dengan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Oktober 2009 lalu, kepada Kodeko hanya diperintahkan untuk menambah rambu-rambu tanda bahaya di atas laut di sekitar letak pipa.
Pihak Kodeco sudah memperdalaman letak pipa. Jika sebelumnya berada di dasar laut atau sekitar 10 meter dari permukaan laut, kini telah diperdalam dengan memendam tiga meter di bawah seabelt (tanah keras dasar laut), sehingga letak pipa sudah berada di kedalaman 13 meter dari atas permukaan laut.
Meski begitu, hasil rapat terakhir di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut beberapa waktu lalu, Kodeco diminta memperdalam lagi letak pipa di kedalaman tiga meter dari posisi saat ini, sehingga letak pipa nantinya berada di kedalaman enam meter di bawah seabelt.
Johny Pasaribu mengatakan bahwa Kodeka akan segera memperdalam letak pipanya, terutama yang posisinya paling dekat dengan alur pelayaran laut. “Pendalaman akan dilakukan Mei hingga Juni mendatang,” ucapnya. Untuk selanjutnya seluruh pipa yang melintangi selat sejauh 1.200 meter juga akan diperdalam.
Pipa Kodeco perharinya mengalirkan 210 juta meter kubik gas. Di antaranya untuk kebutuhan PLN sebesar 113 juta meter kubik, PT Petro Kimia Gresik 25 juta meter kubik, Perusahaan Gas Negara 28 juta meter kubik, PT Media Karya Sentosa (perusahaan gas) 34 meter kubik, serta kepada salah satu BUMD di Gresik 17 juta meterkubik. ROHMAN TAUFIQ.