TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Fraksi PKB Dewan Perwakilan Rakyat, Marwan Ja'far, berharap Nahdhatul Ulama tidak lagi dibenturkan dengan politik praktis. Muktamar NU ke-32 di Makassar, kata Marwan, harus bisa mengambil keputusan tegas soal peran yang mesti dimainkan NU.
Adanya kenyataan pengurus NU yang selama ini mengurus politik disesalkan Marwan. Terjerumusnya pengurus NU yang berpolitik, menurut dia, hanya akan merugikan NU sendiri. "Masak pengurus NU mengurusi Pilpres-Pilkada. Ini justru mendegradasi kewibawaan dan kehormatan NU," kata Marwan, dalam peluncuran bukunya berjudul Ahlussunnah wal Jama'ah: Telaah Historis dan Kontektual', di press room DPR, Jum'at (19/3).
Marwan mengatakan hal ini terkait akan dilaksanakannya Muktamar NU pada 23-28 Maret mendatang. Menurut dia, meskipun selama ini NU telah menyatakan kembali pada khittah (garis perjuangan) 1926 saat Muktamar di Cipasung, nyatanya belum ada garis yang tegas soal peran yang harus dimainkan NU. "Tak heran jika masih ditemukan adanya pengurus NU yang terjebak dalam politik praktis," katanya.
Menurut Marwan, peran yang dimainkan NU adalah politik kebangsaan, bukan politik praktis. "NU jangan dibenturkan lagi dengan politik praktis," kata dia. Dengan mempertegas peran yang dimainkan NU, ia melanjutkan, "Diharapkan sakralitas NU tetap terjaga sesuai khittah 1926."
AMIRULLAH