TEMPO Interaktif, Makassar - Parisada Hindu Dharma Indonesia mengeluhkan kurangnya pengangkatan guru agama Hindu yang mengajar di semua tingkatan sekolah di Sulawesi Selatan. Populasi pelajar beragama Hindu di daerah ini sudah mencapai 30.000 siswa dengan tenaga pengajar hanya 107 guru.
Di Makassar, tenaga pengajar agama hindu hanya tersedia tiga guru dengan populasi pelajar sebesar 600 siswa. Parisada Hindu Dharma mendesak pemerintah provinsi melalui Dinas Pendidikan untuk merekrut tenaga guru agama hindu.
“Populasi siswa beragama hindu tidak sebanding dengan jumlah guru yang tersedia. Pendidikan agama tidak maksimal di sekolah-sekolah,” kata Ketua Dewan Perwakilan Daerah Parisada Hindu Dharma Indonesia, Nyoman Suartha, usai menghadap Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo siang tadi.
Kedatangan pengurus Parisada ini guna melaporkan rencana kegiatan perayaan Nyepi 16 Maret mendatang di Pura Giri Nata. Parisada juga meminta kesediaan gubernur untuk meresmikan Gedung Viyata Sathia Karma yang akan tempat pertemuan masyarakat Hindu.
Selama 23 tahun keberadaan masyarakat hindu di daerah ini, sambung Suartha, belum ada perhatian pemerintah daerah untuk mengangkat tenaga guru agama Hindu. Siswa dari semua tingkatan sekolah mengeluhkan dan kesulitan mendapatkan pendidikan agama Hindu.
Kekurangan guru agama ini dirasakan mulai dari tingkatan Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas hingga di bangku kuliah. Sementara guru agama yang disiapkan Parisada Hindu hanya bisa mengajar di luar sekolah dengan metode pendidikan non kurikuler.
Gubernur Syahrul berjanji akan membicarakan masalah guru agama Hindu bersama Dinas Pendidikan. Pengangkatan guru agama Hindu, kata Syahrul, agak sulit karena tenaga yang paham agama ini sangat kurang.
SULFAEDAR PAY