TEMPO Interaktif, Mataram - Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat (BPS NTB) memprediksi produksi padi dan jagung tahun ini mengalami penurunan.
Padi diperkirakan menurun 10,31 persen atau berkurang 192.934 ton gabah kering giling (gkg). Penyebabnya adalah terjadinya pergeseran musim tanam karena mundurnya waktu turun hujan. Sedangkan jagung berkurang 63.058 ton karena berkurangnya luas lahan jagung hingga 17.014 hektar.
Kepala BPS NTB Soegarenda menjelaskan, berdasarkan angka sementara produksi padi tahun 2009 angka sementara sebanyak 1.870.775 ton gkg atau terjadi peningkatan 6,9 persen dari tahun 2008. Tetapi dalam penghitungan Ramalan I tahun 2010 diperkirakan produksi padi pada tahun ini akan menjadi 1.677.841 ton gkg. Katanya, angka ramalan I tahun 2010 (Aram 1) ini hanya berdasar tren semata. ‘’Sehingga ada kemungkinan angka ini akan berubah meningkat dalam realisasinya,’’ ujarnya, Kamis (4/3) pagi.
Sebagai catatan, selama ini NTB adalah salah satu lumbung pangan nasional. Produksi berasnya melalui Badan Urusan Logistik disuplai ke beberapa provinsi tetangga diantaranya Nusa Tenggara Timur dan Bali. Sedangkan oleh pengusaha swasta, baik dalam bentuk gabah maupun berasnya diperdagangkan ke Jawa dan Bali. Dari produksi 1,87 juta ton gkg sama dengan 1,070 juta ton beras dan kebutuhan 4,39 juta jiwa penduduk NTB sebanyak 561.310 ton beras. Ini berarti NTB memiliki surplus beras sebanyak 509.437 ton.
Untuk produksi jagung, sebenarnya dari tahun 2003 sampai tahun 2009 selalu meningkat. Produksi jagung berdasarkan angka sementara 2009 sebesar 308.863 ton pipilan kering, yang berarti meningkat 57,4 persen dibanding produksi tahun 2008 yang mencapai 196.263 ton pipilan kering. Peningkatan ini disebabkan oleh luas panen yang meningkat 38 persen dari 59.078 hektar menjadi 81.543 hektar. Begitu pula dengan produktivitasnya meningkat dari 33,22 kuintal per hektar pada tahun 2008 menjadi 37,88 kuintal per hektar pada tahun 2009 atau meningkat 14 persen.
Berdasarkan Aram I untuk tahun 2010 produksi jagung akan mengalami penurunan dari tahun 2009. Penurun produksi ini diakibatkan oleh turunnya luas panen jagung pada tahun 2010 menjadi 64.529 hektar. Walaupun produktivitas jagung meningkat di tahun 2010, tapi karena luas panen menurun maka produksi jagung di tahun 2010 akan diperkirakan menurun yaitu menjadi 245.805 ton.
Berbeda dengan komoditi padi dan jagung, untuk kedelai produksi pada tahun 2010 diperkirakan 104.574 ton biji kering atau meningkat 9,1 persen dari tahun 2009 sebanyak 95.846 ton. Produksi kedelai tahun ini masih lebih rendah dari produksi tahun 2006 yang merupakan puncak dari produlsi kedelai yaitu mencapai 108.640 ton.
SUPRIYANTHO KHAFID